Dengan tetap melakukan protokol kesehatan ketat mereka terus membicarakan apa saja yang dibutuhkan untuk acara besok. Raisa terlihat tenang, ia menggunakan masker warna salem sepadan dengan bajunya.Â
Jerawat di hidungnya bersembunyi manis di balik masker dan make up hasil karya Tia. Tak ada yang tahu kejadian beberapa jam kemudian.Â
Cuaca cerah mendadak berubah menjadi mendung dan malam itu hujan turun dengan derasnya. Mengguyur taman yang sedang digunakan untuk berdiskusi.Â
Para anak remaja yang sedang asyik menikmati cemilan pun sontak berlarian mencari bagian dari cafe yang terlindungi dari air hujan.Â
Reno menggandeng Raisa berteduh di sebuah gasebo yang masih kosong.Â
Muka Raisa basah. Ia membuka maskernya yang juga basah. Mengeluarkan sapu tangan dan mengelap wajahnya.Â
Reno yang berdiri di sebelah Raisa memperhatikan. Ia tersenyum aneh. Lalu terbahak. Namun segera menahan setelah melihat Raisa yang kebingungan.Â
Tia yang juga ada di situ melihat wajah Raisa ikutan kaget.Â
Raisa panik. Ia ingat pesan Tia tadi sore, "kalau wajahmu basah jangan pernah menggunakan sapu tangan untuk mengeringkannya. Kosmetik yang kupakai tidak anti air."
Pasti saat ini Reno sudah tahu ada jerawat segede gaban di hidungnya. Raisa segera menutup hidung dan mulutnya dengan masker cadangan.Â
Kacau deh pedekateku kali ini, batin Raisa. Sementara Reno masih berusaha menahan tawa agar tidak keluar.Â