Mohon tunggu...
Yunita Triyani Mendrofa
Yunita Triyani Mendrofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - S1 Akuntansi

Nama : Yunita Triyani Mendrofa NIM : 43222010178 Prodi : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Kampus : Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Quiz - Diskursus Jeremy Bentham's Hedonistic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

15 Desember 2023   06:02 Diperbarui: 15 Desember 2023   06:12 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Yunita Triyani Mendrofa

NIM : 43222010178

Prodi : S1 Akuntansi

Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan ETIK

Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin membahas mengenai Teori Jeremy Bentham dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia. Sebelum memulai pemamaparan materi alangkah lebih baiknya kita perlu mengenal siapa tokoh Jeremy Bentham.

Siapa tokoh Jeremy Bentham?

Dokumen pribadi penulis
Dokumen pribadi penulis

Jeremy Bentham adalah seorang filsuf utilitarian, ekonom, dan ahli hukum teoretis Inggris yang memiliki pengaruh penting dalam mereformasi pemikiran di Inggris dan di seluruh dunia pada abad ke-19. Dia disebut Luther dunia hukum. Pasalnya, pada akhir abad ke-18, sistem hukum Inggris yang kuno, korup, dan belum direformasi bisa dilihat sebagai agama nasional, meski tidak hanya berani menentangnya,  tetapi juga menciptakan struktur hukum baru yang menarik banyak pendukungnya. dan  akhirnya mengilhami  reformasi. Ia secara radikal mengkritik dan merekonstruksi seluruh institusi Inggris  di bidang ekonomi, moral, agama, pendidikan, politik dan hukum. 

Bentham lahir pada tanggal 15 Februari 1748 di Red Lion Street, Houndsditch, London, sebagai putra  seorang pengacara. Bentham adalah seorang anak jenius karena pada usia 3 tahun ia dapat membaca sejarah Paul de Rapin dengan penuh minat  dan mulai belajar bahasa Latin.  Sebagian besar masa kecilnya dihabiskan dengan bahagia di pedesaan di bawah asuhan dua orang nenek. Di Westminster School, dia unggul dalam  bahasa Yunani dan  Latin. Pada tahun 1760 ia melanjutkan studinya di Queen's College, Oxford, di mana kecerdasannya terlihat jelas dalam Pengantar Logika karya Robert Sunderland. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun