Aku tersenyum. Ada haru menyelimuti hatiku. Betapa cinta menghadirkan semerbak bahagia. Hidup ini lucu.
“Tak ada yang berpisah. Karena tak ada yang pergi. Bukankah kita disemai dan tumbuh di tanah yang sama. Tanah yang diributkan kaum kepentingan, diseroboti pengusaha-pengusaha yang berlindung di bawah ketiak birokrat, mengatasnamakan PAD untuk menjajah rakyatnya sendiri. Bahkan kemanusiaan sudah hilang.”
Kugenggam tanganmu erat. Kau menatapku teduh. pertautan mengerati hati. pelan mengaliri nadi. Menjadi darah.
“Jangan pergi. Tanpamu aku hambar.”
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H