Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hati Perempuan (Bagian 1: Tiga Kuntum Bunga Liar)

23 Februari 2020   06:20 Diperbarui: 23 Februari 2020   06:36 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            "Ini ada sedikit uang untuk  Gea. Belikan apa saja yang dia mau. Ajak makan yang enak-enak !" pesannya sebelum travel berangkat dan meninggalkannya sendiri kembali bermobil pulang ke rumahya untuk bertemu anak istrinya.  

Perhatian Khalisa terbeli oleh sejumlah rupiah.  Dia sudah dibayar agar mau bersikap baik kepada Pak Anwar. Azas manfaat ajaran Trinita kembali meresahkannya. Dia memanfaatkan Pak Anwar tapi sebaliknya Pak Anwar tidak bisa mengambil manfaat darinya. Paling banter lelaki itu hanya diijinkan memegangi tangannya. Tidak lebih dari itu. Pertukarannya memang tidak adil bagi Pak Anwar.

Namun rupanya masih ada laki-laki yang tidak sealiran dengan pemikiran Pak Anwar. Bersedia berbuat baik kepadanya tanpa mengharap imbalan tertentu. Tidak berlaku azas manfaat.  Barangkali berganti menjadi strategi menguras simpati meskipun itu tidak sengaja dilakukan. 

Ketika Khalisa mengisahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya tergeraklah hati mereka untuk membantu meskipun Khalisa tidak bermaksud minta bantuan. Hanya ingin didengarkan untuk mengurangi beban yang ditanggungnya.

Ada empat laki-laki yang dikenalnya lewat chatting. Dua di antaranya pernah bertemu sedangkan dua lainnya hanya dikenal lewat nama dan suara. Kesamaannya adalah mereka mentransfer uang untuk membantu Khalisa. Situasinya waktu itu memang sangat sulit untuk Khalisa. Sudah  tiga bulan tidak menerima gaji sementara beasiswanya juga sering terlambat masuk rekening. 

Ketua yayasan menghentikan gajinya secara sepihak  tanpa pemberitahuan karena mendapat informasi yang salah. Khalisa diduga telah diterima bekerja di Perguruan Tinggi lain. Perlu waktu untuk mendapatkan haknya kembali. Selagi dia kekurangan seperti itu, bantuan datang dari lelaki budiman yang entah digerakkan oleh kekuatan apa hingga mampu mengentaskannya dari kesulitan.

Husein berasal dari Semarang tapi tinggal di Jakarta. Statusnya duda beranak satu. Anaknya tinggal bersama istrinya di Solo. Menurut penuturannya mereka sudah lama bercerai. Kesibukan kerja barangkali yang menghalangi laki-laki itu segera mencari pengganti istrinya. 

Ada kemungkinan juga dia belum ingin menikah lagi karena masih trauma dengan pernikahan sebelumnya. Penyebab perceraiannya tidak pernah diungkapkan dan Khalisa merasa bukan haknya untuk bertanya lebih jauh mengenai hal itu.

Khalisa pernah bertemu dengan Husein dua kali. Sekali di Yogya waktu Husein menghadiri sebuah acara semacam seminar. Pertemuan ke dua di Semarang sewaktu Khalisa menjadi saksi untuk kasus perdata yang ditangani Dion. Husein mengajaknya makan bahkan menraktir semua orang termasuk klien dan tim pengacara dari lembaga hukum milik Dion. Pulangnya, Khalisa dibelikan banyak oleh-oleh untuk Gea.

Pekerjaan Husein sebagai konsultan IT membuatnya banyak berkeliling Indonesia bahkan hingga Singapura. Khalisa berkenalan dengan Husein sekitar dua tahun yang lalu lewat Yahoo Messenger. Sebenarnya cuma sekali chatting lalu sering menelpon setelah mereka bertukar nomor HP.  Ah, tidak terlalu sering juga. 

Husein datang dan pergi sesuka hati. Kalau dia tidak terlalu sibuk maka bisa menelpon begitu lama untuk bercanda dan bercerita hal-hal ringan sehari-hari. Tapi kalau tiba-tiba dia menghilang lama tanpa ada kabar , itu artinya dia sibuk dan tak ingin diganggu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun