Mohon tunggu...
Yumanira putrifadli
Yumanira putrifadli Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa Sastra Indonesia di Universitas Pamulang

Cita cita masi dipikirkan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Akibat Teman Sompral di Gunung, Perkebunan Warga Jadi Saksinya

22 Januari 2022   08:59 Diperbarui: 22 Januari 2022   09:01 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendaki adalah olahraga ekstrem yang cukup di minati dari segala kalangan. Mungkin karena proses nya yang sangat menyenangkan dan menyejukan hati, ya walaupun akan cukup banyak tenaga yang harus di keluarkan untuk menelusuri trek demi trek yang kadang naik dan kadang landai. Tapi semua itu akan terbayar lunas apabila berbonus puncak dan cakrawala garis kuning yang  siapapun akan tergoda jika bisa melihatnya.

Untuk kalian yang sudah sering ke Gunung Gede Pangrango. Mungkin sudah tidak akan asing lagi dengan sabana seperti surga yang di namakan Surya Kencana. Ya, bagaimana tidak di katakan layaknya surga. 

Hamparan bunga Edelwish terhampar luas, bukit-bukit menjunjung tinggi di kanan kiri menawarkan kegagahan dan kesejukannya,  serta megahnya Surya Kencana yang layaknya istana tersembunyi di atas Gunung.

Namun, kendati begitu di balik berjuta-juta keindahannya. Akan ada saja misteri yang terkuak di dalam nya. Contohnya pada saat kemarin Putri ke Gunung Gede Pangrango. 

Akibat teman sompral di Gunung atau bisa di sebut tidak menjaga lisan dengan baik, pendakian putri dan ke empat tempatnya sempat terancam histeris.

Putri berangkat dari Jakarta jumat malam dan tiba di Basecamp subuh. Mereka berlima yang di antaranya ada ; Putri, Sese, Lala, Andi dan Temo.  mulai ngetrek pagi hari via jalur Putri. Awalnya biasa-biasa saja, pendakian berjalan lancar tanpa kendala, hanya saja mungkin karena kurang olahraga mereka semua jadi mudah lelah.

Di pendakian kali ini, yang paling senior hanya Temo. Sisanya pendaki pemula, namun Putri sebelumnya sudah pernah naik ke Semeru yang merupakan Gunung pertama kali di pijak oleh kakinya begitupun sama hal nya dengan Andri. Sedangkan Sese dan Lala, ini adalah pendakian pertama kalinya untuk mereka.

Pos satu terlewati, pos dua terlewati dan Seterusnya pun begitu. Kendalanya hanya satu, mudah lelah. Dan kebanyakan istirahat.

Sebetulnya sah-sah saja jika pelan-pelan, kan ada kata-katanya juga ; Alon-Alon asal kelakon. Bebarapa kali break, minum dan tidur adalah kebiasaannya Putri dan Lala. Berbeda dengan Sese yang lebih cepat dan lebih dulu dari mereka semua, mungkin karena terlalu bersemangat. Maklum ini pendakian pertama untuk dirinya.

Ujung pohon sudah terlihat, dan itu adalah kode bahwa beberapa langkah lagi mereka akan menginjakan kaki di Surken atau Surya kencana.

Begitu tiba di Surya Kencana. Langit kadang mendung, kadang cerah. Angin begitu kencang, bisa jadi karena sudah terlalu sore karena langit mulai berangsur-angsur menggelap.

Tapi siapa sangka, beberapa detik kemudian Sese mengucapkan kata-kata yang sangat di luar nalar manusia.

"Luas banget, ini kalo di jual berapa duit ya."

"Bisa kali di jadiin Mall, orang berhektar-hektar gini."

Ketika mengucapkan kata-kata itu semuanya nampak biasa saja, namun Putri tidak. Wajahnya terlihat kesal, dan mulai menasehati temannya.

"Se, ini di Gunung. Jangan sompral." Tegur nya dengan suara sedikit membentak.

"Eh, iya maaf. Habis luas banget sih."

Setelah mengatakan itu Sese berjalan seperti tidak ada yang terjadi, masih dengan semangat yang membara. Dan, keanehan pun mulai terjadi.

Malam telah tiba, langit mendung yang menyebabkan Bintang tidak hadir malam ini. Mereka memasak, makan dan masing-masing menikmati malam sembari kedinginan di dalam sleeping bag. 

Tengah malam hujan turun cukup lebat, ketika Putri terbangun Lala sudah seperti orang terkena hipotermia. Tubuhnya menggigil, bibirnya seperti ingin mengucapkan kata 'tolong' namun tidak bisa bersuara.

Putri segera mengeluarkan termos yang berisi air hangat dari dalam tas logistiknya. Lala tergerak untuk duduk dan segera meminumnya dengan cepat. Sedangkan, Sese. Ia tertidur nyenyak. Tapi sesaat kemudian tubuh Lala kembali normal.

Surya kencana terus menerus di turuni hujan malam ini, setelah mengurus Lala. Putri tidak bisa tertidur dengan nyenyak, beberapa kali ia terbangun kaget karena mendengar suara orang berteriak, suara kuda bahkan hingga suara kereta kencana yang sangat jelas terdengar di kedua telinganya.

Sejujurnya Putri mengatakan bahwa ia takut, hanya saja Putri tetap memaksakan untuk matanya tertidur dan menghiraukan semua suara-suara yang terdengar aneh. Hingga pagi tiba, dan siang mereka segera packing barang untuk turun.

Dan, trek turun ini yang akan menjadi epic sesungguhnya.

Siapa bilang trek turun akan semudah itu? justru trek turun lah yang memiliki resiko tinggi soal keselamatan. Beberapa kali Putri membangunkan Lala yang kadang terjatuh, terperosok, dan terpeleset karena salah memilih pijakan kaki. Andri dan Temo berada di belakang, sedangkan Sese berada paling depan sendirian. 

Kadang Putri melihat Sese seperti bermain perosotan hingga menyebabkan celana di area pantat nya penuh dengan tanah. Kadang juga berlari seperti ninja hatori tanpa memperdulikan keselamatannya dan kawannya yang berada di belakang.

Hingga adzan magrib tiba di pos dua, mereka berempat berteduh. Sedangkan, Temo berjalan lebih dulu untuk turun karena membawa dua carrier sekaligus. Temo membawa carrier Sese dari Surya Kencana, maka dari itu Sese bisa melakukan hal-hal yang sangat Naif dan menyebalkan.

Setelah adzan magrib berkumandang, langit gelap gulita. hanya ada lampu yang berasal dari hand lamp yang terpasang di jidat masing-masing. Putri terus bershalawat, menbaca ayat-ayat Al-Quran ia bisa. Hingga beberapa menit kedepan, Putri menyadari bahwa ia hanya berjalan seorang diri. Tanpa Lala, Sese, Andri dan rombongan pendaki lain.

Putri mencoba tenang dengan cara ia terus berjalan, hingga suatu seperti menarik perhatian tiba. Putri menengok kebelakang, ternyata ada pendaki lelaki yang berjalan di belakangnya. Tapi tercipta keanehan di wajah pendaki tersebut. Ya, apalagi kalau bukan pucat pasi. 

Tanpa menyapa, Putri hanya menoleh kedepan dan membiarkan kakinya untuk terus berjalan. Di dalam benaknya hanya bertanya-tanya. Kemana teman-teman yang ia miliki, kenapa ia tiba-tiba hanya seorang diri saja, dan manusia atau bukan pendaki yang berada di belakangnya.

Putri terus berjalan, kebun warga mulai terlihat. Ia berjalan menelusuri nya dengan kegelisahan yang tidak pernah ia ciptakan selama hidup di dunia. Apalagi ketika tiba-tiba melihat kesamping. 

Selain perkebunan warga yang terdapat pohon-pohon dan tanaman yang sengaja untuk di tanam, terdapat satu sosok putih besar berkepala kelelawar. 

Putri terkejut, dan menoleh kebelakang untuk meminta pertolongan kepada pendaki yang sedari tadi berjalan mengekorinya. Tapi sial, pendaki itu sudah tidak ada. karena perasaan yang takut dan menyebalkan, Putri berlari cepat, wajahnya sudah pucat, dan bibirnya gemetaran.

Sampai akhirnya, rombongan pendaki lain terlihat dan Putri segera mengejar mereka. Putri berjalan mengekori beberapa pendaki di depannya, tiba-tiba wajahnya tersorot oleh lampu senter yang merupakan milik Temo. "Put, yang lain mana?" Seketika ekspresi Putri campur aduk, sedih, dan sedikit senang karena ada manusia beneran di hadapannya.

"Yaudah put, gue susul yang lain di belakang ya." Tanpa bertanya lagi, Temo seperti sudah tahu apa yang terjadi barusan.

Ternyata menurut penduduk setempat, Perkebunan warga memang terkesan angker karena di dalamnya terdapan jin-jin usil yang sering mengganggu perjalanan pendaki.

Mereka sampai di Basecamp sekitar pukul 21.30. Dan setelah mereka mandi dan makan, Lala dan Sese mengatakan bahwa tiba-tiba Putri berjalan cepat meninggalkan mereka semua. dan ketika ingin mengejar, Andri menahan dengan alasan. "Biarin Putri duluan, kasihan dia bawa beban dan banyak pendaki juga." Padahal yang sebenarnya yang Putri alami sangat berbanding terbalik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun