Namun kemiskinan rohani itu tidaklah cukup dengan menaati para pimpinannya saja, melainkan mereka juga harus miskin dalam harta dan dalam roh, maka dengan itu mereka menyimpan harta kekayaan di surga sebagaimana diajarkan oleh Yesus sendiri dalam Matius 6:20 berikut ini.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Kaul kemiskinan ini juga diamalkan pada kewajiban mereka untuk  bekerja atau berkarya. Konsili Vatikan II mengajarkan demikian "Hendaknya dalam tugas mereka masing-masing para anggota merasa diri terikat pada kewajiban umum untuk bekerja.
Sambil memperoleh rezeki yang diperlukan bagi kehidupan dan karya-karya mereka, hendaknya mereka mengesampingkan segala keprihatinan yang tidak wajar, dan mempercayakan diri kepada penyelenggaraan Bapa di surga (Lih. Matius 6:25)." (Perfectae Caritatis 13).
3. KAUL KETAATAN
Kaul ketaatan berarti janji setia yang diikrarkan oleh kaum religius untuk taat pada Gereja dan pimpinan mereka. Menurut ajaran Gereja Katolik, melalui ketaatan kaum religius mempersembahkan bakti kehendak mereka yang sepenuhnya bagaikan kurban diri kepada Allah (Perfectae Caritatis 14).Â
Dengan kata lain, mereka siap mengikuti segala perintah Gereja dan pimpinannya untuk tugas pelayanan demi Kerajaan Allah.Â
Kaul ketaatan yang diikrarkan oleh kaum religius berakar pada spiritualitas Yesus Kristus sendiri yang datang untuk melaksanakan segala perintah Bapa. Hal itu digambarkan dengan jelas dalam Yohanes 4:34 berikut:
...makanan-Ku ialah melakukan kehendak dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Hal senada juga Ia katakan dalam Yohanes 5:30
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri...sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.