Mohon tunggu...
Yuli Ika Lestari
Yuli Ika Lestari Mohon Tunggu... Guru - Ibu Guru

Ibu guru yang suka melihat murid-muridnya tertawa, mengutak-atik resep, serta menyukai sejarah dan kajian budaya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibuku Menyusui Batu

30 Mei 2022   11:38 Diperbarui: 30 Mei 2022   11:48 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seabad lalu, sebuah pena setajam belati mengukir soal takdir yang tak boleh henti

pada pawon dan kelon

Perempuan, yang sanggulnya mesti menganak di bengawan

yang selendangnya mesti menutupi luka peradaban, 

ibu, aku, kamu

Pada berpuluh tahun lalu, ibu yang bersanggul dan berselendang, 

mengejanku dengan cabik dunia

 berlatar antara cakar dan melatanya zaman pijar

lampu dan stroom yang berlomba

Ia manggut manggut

Mendoaku jadi salah satu yang disebut dalam hebat

yang dirapal dalam tepuk dan gegap

Tapi ibu lupa, mendoaku jadi perempuan, sungguh

Zaman berat, doa kian pekat

Ibu bawa sendiri lelah dan gundah, dikunyahnya sepah

Ia menyusui batu mendoa agar jadi bakti

Ia memanggul pohonan mengirimnya ke angkasa dalam rapal harap kesuburan

Ibuku mengajari itik bersabar pada manusia

Agar tak berebut pakan dan kubangan

Ibuku meletakkan tangannya pada rong yuyu sambil berpesan 'jangan lupa mendoa Yu, agar deras hujan mengguyur'

Ibuku mengajariku semesta

Menenun cakrawala

Memintal awan gemawan

Tapi ia lupa ingatkanku jadi  benar perempuan

Bila lebaran, ia akan asing menatap bahasa luar angkasa,  nada lena lena

memelototi jemariku yang meloncati benua, memilih impian dan menjalin kata maya

Ibu bengong dan kosong

Ia terlanjur lupa ajariku jadi  sungguh perempuan

Sebelum kukecup jemarinya, ia bertanya mengapa pergi,

kujawab sepi. ia masih terus saja bertanya

hingga ku maya di kelokan usia

kini tinggal aku yang beradu pada batu, Ibu

Y.I. Lestari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun