Mohon tunggu...
Yuliani
Yuliani Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa

Silat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori attachment

18 Januari 2025   16:53 Diperbarui: 18 Januari 2025   16:53 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

8.Teori attachment yang dikemukakan oleh mary aniswort dan john bowblyTeori Attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan dilanjutkan serta diperluas oleh Mary Ainsworth adalah salah satu teori utama dalam psikologi perkembangan. Teori ini menjelaskan ikatan emosional yang kuat antara anak dan pengasuh utama (biasanya orang tua) dan dampaknya terhadap perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak.

Teori Attachment John Bowlby

Bowlby berpendapat bahwa attachment (kelekatan) adalah mekanisme bawaan yang berfungsi untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup anak. Menurut Bowlby, bayi dilahirkan dengan perilaku yang dirancang untuk mendekatkan mereka kepada pengasuh utama, seperti menangis, tersenyum, dan meraih. Ikatan yang terbentuk ini berfungsi untuk melindungi anak dari bahaya dan menyediakan dasar untuk perkembangan psikologis yang sehat.

Prinsip Dasar Teori Bowlby:

1. Attachment sebagai kebutuhan biologis: Bowlby menganggap attachment sebagai kebutuhan biologis yang mendasar, sama seperti kebutuhan akan makanan dan perlindungan. Anak yang memiliki keterikatan yang aman dengan pengasuh mereka cenderung lebih terlindungi dari bahaya dan dapat berkembang dengan lebih baik.

2. Model kerja internal: Bowlby mengemukakan bahwa anak-anak membentuk model kerja internal (internal working model) tentang hubungan berdasarkan pengalaman mereka dengan pengasuh utama. Model ini memengaruhi bagaimana mereka memandang diri sendiri, orang lain, dan hubungan di masa depan. Anak yang memiliki hubungan aman dengan pengasuh akan cenderung membentuk pandangan positif tentang diri mereka sendiri dan orang lain.

3. Tahap Perkembangan Attachment: Bowlby menyarankan bahwa attachment berkembang melalui beberapa tahap, dari keterikatan awal yang bersifat insting hingga hubungan yang lebih kompleks.

Pra-attachment (0-6 minggu): Bayi menunjukkan perilaku yang menarik perhatian pengasuh, seperti menangis atau tersenyum, tetapi belum ada keterikatan spesifik dengan satu individu.

Attachment in the making (6 minggu - 6-8 bulan): Bayi mulai mengenali dan merespons lebih positif terhadap pengasuh utama.

Clear-cut attachment (6-8 bulan - 18-24 bulan): Pada tahap ini, bayi menunjukkan kecemasan perpisahan (separation anxiety) saat pengasuh utama tidak ada, menunjukkan bahwa mereka telah membentuk keterikatan yang kuat.

Formation of reciprocal relationship (18 bulan ke atas): Anak mulai memahami bahwa pengasuh memiliki keinginan dan tujuan sendiri, dan hubungan menjadi lebih timbal balik.

4. Kecemasan perpisahan dan ketakutan terhadap orang asing: Anak yang memiliki ikatan kuat dengan pengasuh cenderung menunjukkan kecemasan ketika mereka dipisahkan dari pengasuh mereka atau ketika mereka berhadapan dengan orang asing. Ini adalah bagian dari perkembangan attachment yang sehat.

Mary Ainsworth dan Strange Situation

Mary Ainsworth, murid dan kolaborator Bowlby, memperluas teori attachment dengan memperkenalkan Strange Situation, eksperimen yang dirancang untuk mengamati perilaku keterikatan bayi terhadap pengasuh dalam situasi yang berbeda.

Eksperimen Strange Situation

Eksperimen ini melibatkan serangkaian pertemuan singkat antara bayi (berusia sekitar 12-18 bulan), pengasuh utama (biasanya ibu), dan orang asing. Ainsworth menciptakan situasi di mana bayi mengalami beberapa episode, seperti:

Bersama pengasuh di ruangan yang asing.

Berada dengan orang asing tanpa pengasuh.

Dipertemukan kembali dengan pengasuh setelah berpisah.

Berdasarkan perilaku bayi selama pertemuan kembali dengan pengasuh, Ainsworth mengidentifikasi empat tipe pola attachment:

1. Attachment Aman (Secure Attachment):

Bayi merasa cemas ketika pengasuh pergi, tetapi dengan cepat tenang dan merasa nyaman saat pengasuh kembali. Anak-anak dengan keterikatan aman cenderung percaya bahwa pengasuh akan kembali dan merespons kebutuhan mereka.

Karakteristik: Anak lebih percaya diri mengeksplorasi lingkungan saat pengasuh ada, dan mereka mempercayai pengasuh sebagai sumber keamanan.

Pengasuh: Pengasuh biasanya responsif terhadap kebutuhan bayi dan menunjukkan kasih sayang yang konsisten.

2. Attachment Cemas-Menghindar (Avoidant Attachment):

Bayi tampak tidak peduli saat pengasuh pergi dan tidak banyak bereaksi ketika pengasuh kembali. Mereka mungkin menghindari kontak dengan pengasuh dan tidak menunjukkan ketergantungan.

Karakteristik: Anak cenderung menjaga jarak dari pengasuh dan lebih mengandalkan diri sendiri.

Pengasuh: Pengasuh biasanya kurang responsif atau sering mengabaikan kebutuhan emosional anak.

3. Attachment Cemas-Ambivalen (Ambivalent/Resistant Attachment):

Bayi sangat cemas saat pengasuh pergi, tetapi ketika pengasuh kembali, mereka sulit tenang. Mereka mungkin mencari perhatian tetapi juga menolak pengasuh dengan marah.

Karakteristik: Anak menjadi sangat tergantung pada pengasuh dan menunjukkan ketidakpastian dalam hubungan. Mereka sulit menenangkan diri meskipun pengasuh kembali.

Pengasuh: Pengasuh sering kali tidak konsisten dalam merespons kebutuhan anak.

4. Attachment Disorganisasi (Disorganized Attachment):

Bayi menunjukkan perilaku yang tidak teratur atau kontradiktif saat berinteraksi dengan pengasuh, seperti mendekati pengasuh tetapi dengan wajah ketakutan, atau bingung dan tidak tahu harus berbuat apa saat pengasuh kembali.

Karakteristik: Anak menunjukkan kebingungan dan ketidakpastian dalam hubungan dengan pengasuh, sering kali karena trauma atau pengabaian.

Pengasuh: Pengasuh mungkin terlibat dalam perilaku yang menakutkan atau menyalahgunakan anak, atau mereka sendiri sangat tidak stabil secara emosional.

Pengaruh Teori Attachment terhadap Perkembangan Anak

Attachment yang aman pada masa bayi dan balita dianggap sangat penting untuk perkembangan sosial dan emosional yang sehat. Anak-anak dengan attachment yang aman cenderung lebih mudah menjalin hubungan positif dengan orang lain, lebih percaya diri, dan lebih mampu mengatasi stres di kemudian hari. Sebaliknya, anak-anak dengan attachment yang tidak aman lebih mungkin mengalami masalah emosional dan hubungan interpersonal yang sulit.

Dampak Attachment pada Kehidupan Dewasa

Menurut Bowlby, pengalaman attachment awal membentuk dasar bagaimana seseorang membangun hubungan di masa dewasa. Pola attachment yang aman biasanya mengarah pada hubungan dewasa yang stabil dan saling mendukung. Sementara itu, pola attachment yang tidak aman dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan yang sehat, menimbulkan masalah seperti kecemasan, ketakutan ditinggalkan, atau kesulitan dalam mempercayai orang lain.

Kesimpulan

Teori Attachment dari Bowlby dan Ainsworth menekankan pentingnya hubungan emosional antara anak dan pengasuh utama dalam perkembangan psikologis yang sehat. Bowlby mengembangkan dasar-dasar teori ini dengan menekankan kebutuhan biologis untuk kedekatan dan keamanan, sementara Ainsworth memperluas pemahaman ini dengan mengeksplorasi pola keterikatan melalui eksperimen Strange Situation. Teori ini tetap berpengaruh dalam psikologi perkembangan dan digunakan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, psikoterapi, dan pengasuhan anak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun