Yuli   :  Iya pak.... tolong cepat pak.... (saat itu sudah Jam 00:00)
Kringggg..... HP khususku berbunyi lagi, saat itu aku fikir Pak Nasir, ternyata Pak Nazar melephon dengan menggunakan telp Pak Nasir.
Nazar  :  Nis... kamu di mana
Yuli   :  Di ruangan bu Neneng pak, kami mengunci diri disini, semua lampu di lantai 3 sudah di matikan.
Nazar  :  Brangkast bagaimana....
Yuli   :  Udah kosong pak, semua isinya sudah di kotak gudang garam, sekarang ada di ruangan Neni.
Nazar  :  Cek-cek di mana....
Yuli   :  di tas travel pak.... (karena cek-cek kami sangat banyak, jadi kami  masukkan ke tas travel, tas tersebut tidak terlalu besar, sedang lah, cukup untuk bawa baju untuk 2 hari)
Nazar  :  Maaf  Nis..... kamu jadikan saja cek-cek itu seperti pembalut kamu, kamu bagi bertiga, saat kalian di jemput tidak mungkin mereka menggeledah ke sana.
Yuli   :  Haaaaa..... (Saya tidak bisa bicara..... rasa kesal.... marah.... jijik.... dan merasa terhina saat Pak Nazar bicara seperti itu, kok cek yang dia tanyakan, bagaiman keselamatan kami, tapi Saya tetap berbicara sopan kepadanya) Maaf pak.... terlalu banyak...... tidak mungkin
Nazar  :  Tidak  usah semua Nis.... yang penting cek Anak negri, Anugrah, Mahkota dan Mega Niaga, kalo bisa semua lebih bagus