Mohon tunggu...
YULIANA DORWINAROSLI
YULIANA DORWINAROSLI Mohon Tunggu... Guru - GURU

Nama saya Yuliana Dorwina Rosli Talan dan biasa dipanggil Yunda. Saya lahir di kota kupang-NTT yang terkenal dengan kota karang, 12 Juli 1995. Saya merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. saat ini saya bekerja sebagai seorang guru kimia di SMA Plus Kristen Rehobot Oebelo. suatu kebanggaan bagi saya dapat mendidik, memberi teladan dan mengajarkan anak bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan dalam Menganalisis Hubungan antara Nomor Atom dan Sifat Keperiodikan Unsur

7 Desember 2022   09:45 Diperbarui: 7 Desember 2022   09:57 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran kimia

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN SISWA DALAM  MENGANALISIS HUBUNGAN ANTARA NOMOR ATOM DAN SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR  MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TPACK

(YULIANA DORWINA ROSLI TALAN, S.Pd.- 02 November)

Nama saya Yuliana Dorwina Rosli Talan, saya adalah seorang guru Kimia yang mengajar di SMA Plus Kristen Rehobot Oebelo. Sekolah yang berdiri sejak 2019 dan terletak di Kabupaten Kupang-NTT ini merupakan salah satu sekolah misi yang dibangun untuk membantu masyarakat desa Oebelo yang terkendala masalah ekonomi untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Anak-anak SMA Plus Kristen Rehobot Oebelo adalah anak-anak yang dikategorikan bisa dalam hal akademik tapi seringkali semangat belajar dan kemampuan mereka dalam pelajaran Kimia kurang berkembang karena ketersediaan media pembelajaran yang terbatas dan penggunaan model pembelajaran oleh guru yang belum bisa menjawab kebutuhan siswa-siswi di sekolah ini. Sehingga perlu diterapkan model pembelajaran yang tepat dan pengadaan media pembelajaran agar bisa meningkatkan kemampuan mereka terkhususnya di mata pelajaran Kimia.

Situasi

Kimia merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang komposisi, struktur, dan sifat materi, beserta segala perubahan yang menyertai terjadinya reaksi. Kajian dalam ilmu kimia itu sendiri meliputi fakta, konsep, hitungan, prinsip, hukum-hukum, teori dan soal-soal. Konsep kimia merupakan satu kesatuan yang utuh dimana konsepnya mencakup dari konsep yang sederhana sampai ke konsep yang lebih kompleks.

Karakteristik konsep ilmu kimia berbeda dengan konsep ilmu lainnya. Kimia berisi hitungan, fakta yang harus diingat, kosa kata khusus, hukum-hukum yang mengaitkan satu ide dengan ide yang lain yang harus dipahami secara benar dan tepat. Konsep-konsep kimia merupakan konsep yang berjenjang, berkembang dari konsep-konsep yang sederhana menuju konsep- konsep yang lebih kompleks. Suatu konsep kimia yang kompleks hanya dapat dikuasai jika konsep-konsep yang mendasar telah benar-benar dipahami. Dengan demikian untuk memahami konsep yang lebih tinggi tingkatannya perlu pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang membangun konsep tersebut. Selain itu sebagian besar konsep-konsep kimia masih merupakan konsep yang abstrak bagi siswa dan bahkan mereka sendiri tidak mengenali konsep-konsep kunci ataupun hubungan antar konsep yang diperlukan untuk memahami konsep tersebut. Akibatnya siswa tidak membangun pemahaman konsep-konsep kimia yang fundamental pada awal mereka belajar kimia.

Dalam belajar kimia memerlukan keterampilan memahami konsep dan visualisasi. Selain itu, diperlukan kemampuan untuk memadukan representasi berbeda dari fenomena kimia pada level makroskopik, submikroskopik dan simbolik.siswa yang mengalami kesulitan akan bersikap pasif, sedangkan siswa yang tidak mengalami kesulitan akan terlihat aktif, bersemangat, kritis dan berkonsentrasi dalam proses pembelajaran.

Permasalahan yang ditemui penulis  adalah peserta didik kurang antusias dan kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran kimia dengan materi konsep dan abstrak, sehingga proses pembelajaran cenderung pasif yang menyebabkan prestasi belajar peserta didik masih rendah dimana hanya sekitar 40% siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Disamping kemampuan pemahaman materi konsep-konsep kimia masih rendah terlihat dari rata-rata nilai ulangan harian kimia siswa kelas X SMA Plus Kristen Rehobot Oebelo semester 1 (sedang berjalan) pada tahun pelajaran 2022/2023 sebesar 56. 

Berdasarkan observasi diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya keaktifan dan hasil belajar peserta didik disebabkan dari peserta didik dan guru mata pelajaran. Peserta didik cenderung memiliki motivasi internal yang rendah. Sedangkan guru mata pelajaran pun dalam melakukan aktivitas belajar mengajar selalu menggunakan model pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru serta tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk dapat  memahami konsep yang diberikan dengan mudah. 

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aktivitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik salah satunya adalah melalui penerapan model pembelajaran yang dapat membangkitkan keaktifan berpikir dan kerja peserta didik yaitu model problem based Learning dengan berbantuan media pembelajaran power point dan video pembelajaran. 

Berdasarkan hasil kajian pustaka dan wawancara pakar didapatkan  bahwa, pembelajaran dengan problem based learning dengan bantuan media pembelajaran yang sesuai dapat mendorong peserta didik untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dalam menemukan dan memecahkan masalah, guru mendorong peserta didik untuk menemukan masalah dan melakukan penyelidikan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip pemahaman konsep  untuk mereka sendiri. Setiap tahap dalam model problem based learning akan mendorong peserta didik berpikir secara kritis, analitis serta memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir yang rasional dan objektif dalam menerima materi pelajaran, sehingga menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, dan inovatif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Hal-hal ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan pemahaman konsep peserta didik terhadap materi sifat keperiodikan unsur. 

Praktek pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami permasalahan yang sama seperti yang saya alami. Sehingga praktik ini diharapkan selain bisa memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi baru bagi rekan guru lainnya.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini saya sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif dengan menggunakan media dan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Tantangan

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara dengan guru, kepala sekolah serta pakar, maka beberapa tantangan yang terjadi untuk mencapai tujuan tersebut yaitu :

  • Guru belum menguasai penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dan relevan dengan siswa.

  • Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang mengharuskan mereka harus aktif dalam proses pembelajaran.

  • Beberapa murid kurang aktif dalam kegiatan diskusi.

  • Penggunaan media belum maksimal.

  • Siswa tidak mengerti atau malu untuk bertanya.

  • Siswa kurang melakukan latihan-latihan soal terkait materi yang dibahas.

Siapa saja yang terlibat :

  • Saya sendiri sebagai Guru Kimia

  • Murid kelas X-MIA dan X-IIS sebagai Sampel

  • Kepala sekolah (Selmiani Y.E Lassi, S.Pd., M.Sc) sebagai penanggung jawab

  • Rekan guru (Ibu Windy Triwulandari Lawa,S.Pd) yang membantu saya mengambil video.

Aksi

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut :

Aksi 1

  1. Berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran : Guru harus belajar mandiri untuk menguasai model pembelajaran yang bervariasi dan bisa menjawab kebutuhan siswa, salah satunya dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem Based-Learning yang secara tidak langsung memfasilitasi siswa untuk berpikir dan berperan aktif dalam pembelajaran. yang terdiri dari 5 fase/tahapan, yaitu :

  • Mengorientasikan peserta didik pada masalah

  • Mengorganisasikan peserta didik

  • Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

  • Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan terakhir

  • Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

  1. Berkaitan dengan kondisi siswa : siswa harus dibiasakan untuk beradaptasi dengan model pembelajaran Problem Based-Learning yang membuat mereka aktif.

  2. Berkaitan dengan suasana kelas : Guru dapat mendesain ruang kelas dengan baik, mulai dari kebersihan, kerapian, keindahan, serta posisi tempat duduk, sehingga peserta didik dapat merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar. Strategi yang digunakan yaitu memberikan banyak latihan-latihan soal terkait materi yang diajarkan melalui tugas kelompok ataupun tugas individu, dan di tuangkan dalam LKPD. Dapat juga memberikan game sehingga murid merasa lebih antusias mengerjakan latihan soal dan tentunya lebih menyenangkan.

  3. Berkaitan dengan penggunaan media : Guru harus kreatif dalam menggunakan media ajar yang baik dan tepat. Guru dapat menggunakan media pembelajaran berbasis TPACK berupa slide pembelajaran animasi. Kemudian materi dapat ditayangkan melalui slide sehingga dapat memudahkan peserta didik dan guru untuk memahami dan menyampaikan materi pembelajaran.

  4. Berkaitan dengan Penilaian : Guru harus melakukan penilaian secara keseluruhan yang dituangkan dalam instrumen yang lengkap mulai dari kisi-kisi soal, indikator ketercapaian, dan rubrik penilaian.

Refleksi Hasil dan dampak

Dampak yang terjadi setelah dilakukan model pembelajaran Problem Based Learning :

  1. Model pembelajaran Problem Based Learning mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa dalam memahami konsep sifat keperiodikan unsur   terkhususnya dalam menganalisis hubungan antara nomor atom dan sifat keperiodikan unsur dalam tabel sistem periodik unsur dengan benar.

  2. Model pembelajaran Problem Based Learning menantang para siswa untuk belajar dan bekerja berkelompok untuk mendapatkan dan mencari solusi dari permasalahan, membuat murid lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan. Hal ini terlihat dari indikator keaktifan murid yang meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan model PBL, walaupun masih ada 2-3 orang murid yang masih tidak terlalu terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. 

  3. Dalam proses pembelajaran Problem Based Learning siswa menjadi lebih percaya diri dalam belajar ditujukan dengan keaktifan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan serta mempresentasikan hasil diskusi dengan bersemangat .

Dampak dari penggunaan media berbasis TPACK yang diimplementasikan dalam bentuk gambar dan slide pembelajaran animasi yang ditayangkan berbantukan powerpoint secara umum dapat dikatakan efektif bagi guru karena dapat membantu guru menyampaikan materi lebih mudah dan membuat peserta didik lebih semangat dan tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran Kimia  dengan topik Sifat keperiodikan Unsur, dimana pada saat pembelajaran murid dibimbing untuk melihat permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan materi sifat keperiodikan unsur, kemudian murid diminta untuk bisa berdiskusi bersama melakukan penyelidikan atas permasalahan yang mereka temukan pada saat orientasi.. Lalu guru membentuk kelompok untuk berdiskusi dan murid menyelesaikan tugas yang diberikan guru pada lembar kerja (LKPD) kemudian mereka masing-masing kelompok mempresentasikannya kedepan kelas. Diakhir pembelajaran guru memberikan penguatan konsep sifat keperiodikan unsur, guru dan murid melakukan refleksi, memberikan kesimpulan terhadap pembelajaran, dan diakhiri dengan mengerjakan soal evaluasi yang harus diselesaikan oleh murid.

Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan strategi tersebut respon dari lingkungan sekitar yaitu murid, teman sejawat, kepala sekolah dan guru pamong memberikan respon positif. Diantaranya :

  1. Untuk kegiatan pembelajaran secara keseluruhan sudah sinkron antara RPP dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

  2. Penyajian materi sudah baik tapi masih ada kekurangan pada suara yang kurang keras dalam video.

  3. Posisi guru pada saat merekam video pembelajaran harus melihat intensitas pencahayaan supaya kelihatan terang di dalam video dan tidak membelakangi cahaya.

  4. Guru lebih aktif berkeliling dalam kelas, jangan terpaku dengan posisi hanya di depan kelas saja.

  5. Respon dari peserta didik mereka menyukai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan karena kegiatannya seru dan tidak membosankan bagi mereka.

Pembelajaran penting apa yang didapatkan dalam Proses kegiatan yang sudah dilakukan :

Pembelajaran yang saya dapatkan baik dari Aksi 1 adalah dari kegiatan ini ternyata saya dapat mendesain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif dan membuat media berbasis TPACK.

Begitu besarnya dampak dari penggunaan model pembelajaran inovatif serta penggunaan media berbasis TPACK dalam kegiatan pembelajaran, hal itu dibuktikan dengan menggunakan model dan media tersebut aktivitas pembelajaran terasa lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman peserta didik terhadap materi dan kegiatan pembelajaran yang diberikan. Guru juga menyampaikan materi pembelajaran lebih mudah dibandingkan menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun