Mohon tunggu...
Yulia Ayul
Yulia Ayul Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Ayah Kapan Pulang"

29 Juni 2018   19:17 Diperbarui: 29 Juni 2018   20:34 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Percayalah, jika ku ingat masa-masa itu kian dekat...dan ketika aku sampai pada masa itu, aku akan benar benar mengenang perjuanganku hari ini dan kemaren.air mataku  kembali mengalir deras layaknya air hujan jika mengingat --ingat kembali kata-kata itu, kata-kata yang selalu membuatuku sulit untuk tidak mengingat kenanganku dengan nenekku.bagiku dia bukan sekedar seoarng  nenek,tapi  seorang ibu.

Namaku yulianti, ku awali ceritaku pada saat aku berumur enam  tahun, diumur yang sangat muda itu aku tak percaya akan mengalami  kehidupan yang sangat pahti,ku perhatikan ayahku jarang sekali pulang  entah kemana ayah ku,ku lihat wajah ibu yang selalu sedih meratapi kenyatan ini, ibu selalu menangis diatas pangkuan sajadah untuk  memohon pertolongan kepada yang maha kuasa, aku tak bias membantu ibu, dengan umurku  yang masih kecil  aku tak paham dengan persoalan itu.

Pada akhirnya ibuku memutuskan untuk becerai dengan ayah karna ibu tak kuat melihat tingkah laku ayah. Pada saat umurku  enam  tahun ayah dan ibu telah resmi bercerai, kulihat ayahku meninggalkan kami berdua bahkan tidak sedikit pun pelukan atau ucapan selamat tinggal yang ayah berikan kepada ku,

Dan setelah ayah meninggalkanku  entah kemana, ibu pun memutuskan untuk pergi dari rumah kebetulan rumah yang kami tempati bersama ayah itu rumah nenek dari ayah aku. Ibu membawaku kerumah nenek {orang tua dari ibu} dan ibuku pun menitipkanku kepada nenek untuk dirawat karena  ibu akan pergi mencari napkah demi memenuhi kebutuhan  untuk ku.setelah empat bulan ibu dan ayah resmi bercerai ibu pun memutuskan untuk menjadi seorang TKI.

Pada awal bulan januari ibu pun melakukan pemberangkatan dengan modal yakin dan keberanian akhirnya ibu pun berangkat. Sebelum pemberangkatan, terjadi dialog antara aku dan ibu.

IBU :" ayu ibu bade pamit ibu bade neangan atos jeng meser ayu boneka ,ayu sing nurut nya kana nenek. ibu moal lami geh uih deinya"

[ ayu ibu mau pamit ibu mau mencari uang buat beli boneka ayu, yang nurut ya sama nenek, ibu ga bakal lama sebentar lagi juga pulang}

Itulah pesan dari ibuku  dengna khas ya berbahasa sunda karna kami memang asli

Banten.

Karna ketika aku berumur enam  tahun aku sangat suka dengan boneka, tapi ibu tak sanggup untuk membelikan boneka untukku  hanya ada satu boneka yang ku punya itu pun boneka pemberian kaka sepupuku , kebetulan ibu mempunyai kaka dan mempunyai anak perempuan seumuran dengan ku, kita lahir hanya beda bulan saja aku lahir pada bulan juli kaka sepupuku lahir di bulan februari kita hanya berbeda lima bulan.

 Tapi kehidupan kita yang sangat berbeda aku yakin masa kecil dia jauh lebih bahagia dari pada aku, ayah dan ibunya masih bersatu kemana --mana selalu bersama hidup yang rukun dan menyenangkan. Itu pandanganku terhadap sepupuku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun