Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Berbagai Kenangan tentang "Ngeteh" Bersama

24 Desember 2024   08:48 Diperbarui: 24 Desember 2024   15:04 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menuangkan teh ke dalam cangkir teh (Sumber gambar: Kemenparekraf)

Ketika akan makan di luar, untuk memilih tempat makan, satu hal yang saya jadikan pertimbangan adalah rasa tehnya. Ya, warung yang tehnya sedap pasti akan sering kami kunjungi 

Dari berbagai macam teh yang disajikan yang menjadi teh favorit saya adalah nesgitel. Artinya teh yang panas, legi dan kenthel (panas, manis dan kental). Begitu minum teh ini, byar..., rasanya mata langsung melek dan capek-capek terasa hilang.

Dari sekian banyak teh yang saya nikmati ada satu teh yang sangat berkesan di hati saya, dan saya anggap sebagai teh tersedap yang pernah saya rasakan.

Teh tersebut adalah ketika saya pergi ke Jogjakarta untuk menjenguk anak saya yang baru pindah kos.

Ya, anak saya ketika itu pindah ke kawasan Jalan Kaliurang untuk mendekati kampusnya. Ia masih duduk di semester satu saat itu. Jadi hitungannya masih maba.

Teh celup (sumber gambar: Kompas.com)
Teh celup (sumber gambar: Kompas.com)

"Ibuk ke tempat kos mu ya..," kata saya lewat telpon saat itu. Ia baru saja mengabarkan kalau seminggu yang lalu pindah kos dengan dibantu teman temannya.

"Ibuk sama siapa?" tanya anak saya.

"Sama adikmu, nanti habis ujian," jawab saya 

Di hari yang ditentukan kami berangkat. Berdua saya dan anak saya naik travel. Mengapa travel? Saat itu saya belum biasa naik kereta api, dan anak saya masih baru di Jogja. Saya tidak mau dia nanti repot harus menjemput di stasiun.

"Kos an ku dekat Rumah Makan Sederhana, ya Buk," kata anak saya sambil memberikan sebuah alamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun