Ketika akan makan di luar, untuk memilih tempat makan, satu hal yang saya jadikan pertimbangan adalah rasa tehnya. Ya, warung yang tehnya sedap pasti akan sering kami kunjungiÂ
Dari berbagai macam teh yang disajikan yang menjadi teh favorit saya adalah nesgitel. Artinya teh yang panas, legi dan kenthel (panas, manis dan kental). Begitu minum teh ini, byar..., rasanya mata langsung melek dan capek-capek terasa hilang.
Dari sekian banyak teh yang saya nikmati ada satu teh yang sangat berkesan di hati saya, dan saya anggap sebagai teh tersedap yang pernah saya rasakan.
Teh tersebut adalah ketika saya pergi ke Jogjakarta untuk menjenguk anak saya yang baru pindah kos.
Ya, anak saya ketika itu pindah ke kawasan Jalan Kaliurang untuk mendekati kampusnya. Ia masih duduk di semester satu saat itu. Jadi hitungannya masih maba.
"Ibuk ke tempat kos mu ya..," kata saya lewat telpon saat itu. Ia baru saja mengabarkan kalau seminggu yang lalu pindah kos dengan dibantu teman temannya.
"Ibuk sama siapa?" tanya anak saya.
"Sama adikmu, nanti habis ujian," jawab sayaÂ
Di hari yang ditentukan kami berangkat. Berdua saya dan anak saya naik travel. Mengapa travel? Saat itu saya belum biasa naik kereta api, dan anak saya masih baru di Jogja. Saya tidak mau dia nanti repot harus menjemput di stasiun.
"Kos an ku dekat Rumah Makan Sederhana, ya Buk," kata anak saya sambil memberikan sebuah alamat.