Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hidup Pak Bejo..!

23 Juli 2024   17:15 Diperbarui: 23 Juli 2024   17:27 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin siang tamu yang datang semakin banyak. Pak Bejo duduk di depan ditemani istri tercinta. 

Bu Bejo yang demikian gandes luwes melemparkan senyum pada para hadirin. Dasar orangnya ayu, batik hijau yang dikenakan sarimbit dengan sang suami membuat penampilannya makin ayu.

Beberapa warga terutama kaum wanita menatap Bu Bejo dengan kagum juga iri. Duh..

"Monggo, ayo  duduk," kata Bu Bejo ketika  Mbak Sur dan Mbak Ipah datang. Mereka segera duduk di tempat yang ditentukan. Di sana sudah ada sekitar lima belas orang warga yang rupanya mendapat tempat khusus.

"Lho.., Pak No," kata Mbak Sur sambil duduk di sebelah Pak No. Jika ada pemberian sumbangan, Mbak Sur, Pak No dan Mbak Ipah selalu masuk dalam daftar penerima. Mereka sama-sama warga RT 20.

"Inggih, Mbak Sur.., ambil rezeki," kata Pak No sambil tertawa 

Pandangan mata tamu langsung terfokus pada pembawa acara yang mulai membacakan susunan acara hari itu.

Singkat kata hari itu adalah  syukuran ulang tahun Pak Bejo, sekaligus beliau meminta doa restu pada yang hadir karena akan mencalonkan diri lagi saat pemilihan lurah sebentar lagi.

Hadirin bertepuk tangan. Apalagi saat Pak Bejo membawakan pidatonya dengan santun dan teduh. Intinya marilah memilih pemimpin yang berpengalaman sekaligus peka pada kebutuhan warga. 

"Hidup Pak Bejo..!" teriak yang hadir. Ya, untuk apa memilih orang yang tidak peka pada kebutuhan warganya? Harusnya tiap pemimpin mempunyai kepekaan dan empati pada yang dipimpin bukan?

Hadirin semakin semangat sekaligus terharu tatkala Pak Bejo mengatakan bahwa pemberian sumbangan sembako pada warga yang kurang mampu adalah wujud empati dan kasih sayang seorang pemimpin pada warga yang dipimpinnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun