Tapi kapan? Â Sampai suatu saat ia menikah dengan Seto dan punya anak satu. Namun kesuksesan belum juga mendatanginya. Â Apalagi Seto sementara dirumahkan oleh perusahaannya karena pandemi. Duh..Untung Santi pintar membuat kue dan masakan sehingga kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi.
Dalam ajang silaturahmi tahun kemarin Santi lebih suka mengajak Bobby keluar untuk melihat ayam kate yang berjalan-jalan di depan rumah. Â Melihat Bobby tertawa senang melihat ayam-ayam itu membuat Santi sejenak melupakan keresahan hatinya. Â Berada dalam keluarga besar saat lebaran benar-benar menyiksa.
Puasa tinggal sehari lagi. Â Setelah berbuka puasa Santi duduk di serambi depan dengan suaminya. Â Secangkir kopi panas diletakkannya di meja kecil. Â Sementara suaminya sedang sibuk dengan hpnya.
"Aku sudah mengambil keputusan,  Mas, " katanya setelah diam beberapa  saat.
Seto langsung meletakkan hpnya. Â Dipandanginya Santi dengan heran. Â "Keputusan apa? "
"Aku tidak datang silaturahmi lusa, "
"Ke rumah Pakde? Â Lalu ibuk sama siapa? "tanya Seto heran.
"Ya, Â sama Mas Seto, Â sama Bobby, "
Seto menggelengkan kepalanya. Siapa yang menemani ibuk datang ke silaturahmi keluarga besar selalu menjadi topik utama percakapan mereka beberapa hari ini. Â Bapak sudah meninggal, Â siapa lagi yang menemani ibuk silaturahmi jika bukan Santi dan keluarganya. Â Adik-adik Santi tinggal di luar kota dan datang ke Malang biasanya sehari setelah lebaran.
"Ya gak pantes lah.., Â ibuk juga pasti kecewa, " tambah Seto.
" Tapi ceritanya itu lho Mas.. Â Aku kok jadi merasa keciil di antara mereka.., " kata Santi sedih.