Mohon tunggu...
Yuli Rahmawati
Yuli Rahmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Fakultas Hukum, UNILA

Sedang Berproses Mencari Jati diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hijrahku Membawa Hidup Tertata

11 Agustus 2023   14:11 Diperbarui: 11 Agustus 2023   14:25 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku pikir ini adalah saat yang tepat untuk mengutarakan perasaanku dengannya dan menjelaskan maksud ucapannya.

"Fah abang mau tanya gimana perasaan kamu sama abang selama ini." Dengan agak sedikit canggung aku bertanya kepadanya, sambil berdoa semoga benar tebakanku benar soal apa yang dia rasakan.

"Perasaan apa bang?"

Pertanyaannya membuat aku sedikit gagu untuk menyelesaikan maksudku hari ini.

"Abang suka sama kamu selama ini, dan abang pengen ke jenjang yang lebih serius fah." Setelahnya seperti biasa dia malu dan ingin bergegas pergi saja.

"Gimana fah? Jangan lari apa mau di kejar?" sambil menahan tawanya sepertinya ia mau menjalin hubungan denganku.

"Iya bang aku mau, sebenernya aku juga punya perasaan yang sama ke abang."

Sambil jalan dengannya kami hanya saling tertawa malu-malu, tapi kupikir ia sudah dewasa dalam mengerti kondisiku itu ditunjukkan dengan kata-katanya yang lebih banyak mengertikan soal ku. Sambil kujelaskan kalau aku ini adalah seorang Muallaf.

Setelah Ramadhan tiba aku banyak menghabiskan waktu bersama Afifah, selama di masjid atau mengantarkannya ke kampus sampai menjadi relawan bersama-sama. Sejauh ini aku merasa sudah sangat nyaman dengannya terlebih perasaanku dengannya yang diam-diam tumbuh membesar. Kemudian aku mempunyai rencana untuk mengenalkannya kepada Mama dan Papa. Pada malam itu aku ajak dia bersamaku untuk menemui Mama yang kebetulan berada dirumah.

"Ini rumah Mama mas? Aduh aku malu banget."

"Iya, udah gak papa sama aku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun