Mohon tunggu...
Yuli Rahmawati
Yuli Rahmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Fakultas Hukum, UNILA

Sedang Berproses Mencari Jati diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hijrahku Membawa Hidup Tertata

11 Agustus 2023   14:11 Diperbarui: 11 Agustus 2023   14:25 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Papa kecewa betul sama kamu." Dengan tatapan ibanya itu, aku jadi tidak tega melihatnya. Sudah sakit, tapi masih mencari uang.

"Kecewa kenapa lagi? Deva ngelakuin apa?"

"Kamu ngambil keputusan besar dengan enggak ngasi tau papa, kamu itu masi ingusan Deva. Papa juga tanya sama ibu kamu, dia juga enggak tau, apa kerjaan dia itu?." Dengan nada yang sedikit mengencang Papaku bertanya.

"Masalah apa si? Aku enggak ngerti lho, enggak usah nyalahin Mama lah Pa." Dengan perasaan was-was aku mencoba bertanya, sebenarnya persoalan apa yang ingin dibahasnya. Atau mungkin soal Muallaf yang ingin dibahasnya.

"Mamamu kemana sampai kamu enggak ngasi tau dia?"

"enggak perlu marah-marah lah bisa santai aja kan, dia sibuk aku takut ganggu."

"Kamu pindah agama kan? Kok enggak ngasi tau Papa, iya okey Papa emang enggak penting buat kamu tapi Mama kamu aja enggak kamu kasih tau. Padahal udah kekeh pengen ngurus kamu tapi kehidupan anaknya aja enggak tau."

Ternyata benar persoalan itu, aku yang sedikit terkejut paham permasalahannya, mungkin karena aku belum memberitahunya soal ini.

"Enggak usah lah pa saling nyalah-nyalahin begini, enggak perlu lah ngasi tau, buat apa? Mama udah ngurus Deva dengan baik kok, cukup hargai aja keputusan Deva."

"Iya Papa ngerti kalo ini keputusan kamu, tapi minimal kasi tau Papa, minta pendapat Papa, minta restu Papa, apa sesusah itu ngabarin?"

"Iya pa aku ngerti tapi sabar dulu, aku belum sempet ngasi tau soalnya aku sibuk. Sekarang apa masi mau marah-marahan? Diluar ada temen-temen Deva nih, malu ntar udah nunggu lama."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun