Hening.Â
Jihan dan Fiki duduk bersisihan di tepi ranjang yang sudah disulap seperti kamar Raja dan Ratu di sebuah kerajaan.
"Eeem ... Bingkisannya nggak dibuka?" Akhirnya Fiki membuka suara, memutus keheningan di antara mereka.Â
Fiki beranjak dari tempat duduk dan membawa parsel cantik yang mungkin berisi perhiasan di atas meja. Bersamaan dengan itu, sebuah parsel menyerupai kupu-kupu yang berwarna serba pink menyita perhatiannya. Ia semakin badmood melihat parsel tersebut.Â
Gara-Gara Fiki dan kenangan menyangkut warna itu pula, ia jadi alergi dengan warna pink. Ketika melihat warna tersebut, ingatannya terseret ke beberapa tahun silam saat masih menjadi siswi An-Nida.Â
"Ma-ma'af, Jihan," ucap Fiki. Menghentikan langkah Jihan yang hendak menuju kamar mandi. Kebetulan waktu itu jam pelajaran sedang kosong. Mereka berhadapan di koridor.Â
"Ya, ada apa?"Â
Fiki tampak kikuk.Â
"Eeeng ... Anu ... Eeeng."Â
"Eng, eng apa?"Â
Jihan mulai gemas.Â