Mohon tunggu...
YULIS YUHIBA
YULIS YUHIBA Mohon Tunggu... Teknisi - graphic design

konten dipikir sambil jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semakin Mengerikannya Lalu Lintas Saat Libur Lebaran, Hati-hati Saja Tidak Cukup

4 Mei 2023   10:22 Diperbarui: 4 Mei 2023   10:31 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Matthew Ang from Pexels

Libur lebaran itu artinya hari libur menjelang lebaran atau idul fitri dan libur pasca lebaran, yang mana kebanyakan perusahan, perkantoran, sekolahan, pabrik dan apapun itu sudah meliburkan aktifikasnya agar semua dapat merayakan lebaran bersama keluarga dirumah masing-masing.

Maka wajar jika jalanan dimanapun itu menjadi padat tidak seperti biasanya, terutama jalur-jalur utama. Meskipun sistem transportasi dan infrastruktur kita sudah semakin baik, namun yang namanya musim mudik tetap saja kemacetan tidak bisa dihindari.

Kalau ngomongin macet saat libur lebaran rasanya sudah biasa karena tiap tahun juga pasti seperti itu dan malah aneh kalau tidak macet, berasa kurang meriah aja gitu.

Nah yang jadi masalah adalah kenapa saat libur lebaran tingkat kecelakaan malah semakin menjadi sering? 

Setiap nonton TV selalu nemu berita kecelakaan entah itu mobil terguling, tabrakan beruntun, adu banteng, mobil lawan arah, bus masuk jurang, motor terbakar, cek-cok antar pengendara dan lain sebagainya.

Begitu juga pas buka sosial media , mau pagi siang sore tiap skrol Instagram selalu kok ya yang muncul info kecelakaan terus. Bahkan didepan rumahpun setiap hari terdengar ambulan wara-wiri terlihat lebih sering. Meskipun pemerintah mengklaim bahwa angka kecelakaan tahun ini (2023) katanya menurun di banding tahun lalu.

Lalu yang menjadi pertanyaanku, apakah lalu lintas sekarang sudah semengerikan itu ? atau sosial media sekarang yang terlalu cepat update nya?

....

Untuk menjawab pertanyaa tersebut diatas, rasa-rasanya saya sudah merasakan sendiri apa yang terjadi dijalalan saat menjelamg lebaran dan pasca lebaran ini.

Menjelang lebaran voume kendaraan sudah pasti memenuhi persimpangan-persimpangan jalan, maka disinilah kesabaran kita di uji. Bagi yang bernyali besar maka pasti akan melakukan terobosan-terobosan agar cepat sampai tujuan dan biasanya ada kecenderungan untuk melakukan pelanggaran lalu lintas.

Begitu juga saat pasca lebaran, yang pasti tujuannya adalah berwisata karena mumpung bisa bertemu dengan sanak saudara. Maka yang terjadi adalah arus lalu lintas menuju tempat wisata menjadi padat dan macet, dan biasanya juga sering terjadi kecelakaan. niat healing malah pusing klo gini.

Pengalaman libur lebaran tahun 2016 yang berujung fatal.

Pengalaman ini saya bagikan agar kita semua lebih berhati-hati dan bijak dalam menghabiskan momen liburan bersama keluarga, karena momen berkumpul bersama keluarga tidak harus pergi ke tempat wisata.

Cerita dimulai ketika hari kedua lebaran saya bersama teman hendak berwisata ke pantai karena semua acara silaturahmi sudah saya habiskan di hari pertama lebaran.

Jarak ke pantai bisa dikatakan memakan waktu 2 jam perjalanan menggunakan sepeda motor dengan medan naik turun perbukitan. Perjalanan saya mulai setelah sholat dzuhur agar sampai pantai menjelang sore atau pas sunset, maklum anak senja.

Selama perjalanan arus lalu lintas terbilang biasa saja hanya sedikit ramai lancar. Satu setengah jam berlalu dan sudah masuk melewati tempat pembayaran retribusi (TPR) namun pantai yang saya tuju masih kurang lebih setengah jam lagi. Sampai disini arus lalu lintas sudah mulai berbeda karena sudah mulai banyak bus dan kendaraan roda empat lainnya.

Perjalanan masih berlangsung sambil menikmati semilir angin persawahan di kanan kiri jalan yang hanya mempunyai lebar 4 - 5 meter'an saja. Tiba-tiba saja tanpa ada suara klakson , tanpa ada suara rem, tanpa ada suara teriakan apapun dari belakang ada sebuah kendaraan besar berroda empat menyeduruk kami dengan kencang..

BRAKKKKK!!....       

Hanya dalam hitungan detik saja, bahkan tanpa sempat kami menoleh, semua terbang dan terpental ke segala penjuru.

Saya terpelanting ke depan dan terkapar di atas aspal seketika sekujur tubuh tidak bisa di gerakkan karena kebanting lumayan keras dengan posisi tengkurap. Saya masih belum sadar apa yang terjadi barusan karena syok dan sesak napas akibat benturan dibagian dada.

Belum banyak kerumunan orang saat itu karena posisi yang jauh dari pemukiman penduduk, di kanan kiri hanya kebun jati dan persawahan.

Setelah beberapa saat, saya menguatkan diri untuk bangkit dan beberapa orang mulai membantu membangunkan saya. terlihat pecahan-pecahan kaca berserakan dimana-mana begitu juga motor saya yang pecah di hampir semua bagian.

Rupanya yang menabrak saya dari belakang adalah sebuah mini bus yang saat itu juga menabrak mobil yang ada di depan saya hingga penyok dengan posisi mobil hampir masuk sawah. Setelah itu posisi mini bus tersebut terlihat menabrak pohon jati di sisi kanan jalan, di duga bus mengalami rem blong.

Sambil berjalan tertatih-tatih saya teringat teman saya yang tidak terlihat di pandangan sekitar, perasaan menjadi tambah panik dan tetap berusaha mencari secepatnya dimana keberadaannya.

Di sekitar jalan dan piggiran jalan saya tetap tidak melihatnya, perasaan gelisah mulai memuncak ditambah menahan badan yang sudah babak belur ini. pandangan saya tiba-tiba tertuju ke area sawah apa mungkin terjatuh ke sana ? pikirku dalam hati.

Benar saja, saya melihat jaket teman saya diantara semak-semak di dasar sawah yang terlihat tidak bergerak, tanpa pikir panjang saya pun langsung loncat ke sawah ...

Brukkkkkkkk.... !

Sesuatu yang tidak saya sadari sebelumnya, ternyata ketinggian dari jalan aspal ke sawah lumayan curam, sekitar 1,5 meter'an ....
Sialan bathinku, untuk kedua kali aku harus kebanting lagi.

Ibu-ibu yang sedang mencari rumput disawahpun ikut panik dan segera membantu saya berdiri. Setelah itu saya langsung bergegas menuju lokasi tempat tergeletaknya teman saya.

Begitu saya berdiri disampingnya, perlahan matanya terbuka dengan sayup-sayup dengan posisi tubuh telentang. Teriakku syukur Alhamdulillah!!!! begitu juga orang-orang dari sawah yang ikut menolong.

Namun saat teman saya hendak dibangunkan dari posisinya, ia menolak sambil memegang paha kanan mengerang kesakitan. Rupanya bagian paha kaki kanannya patah, akibat dari benturan keras dengan tiang portal dipinggir jalan.

Hanya sekian detik setelah rasa syukur tadi, tiba-tiba sudah diguncang rasa panik kembali setelah melihat kondisi itu ... Ya Allah..

sekujur tubuhku gemetaran, Pikiran sudah tidak karuan memikirkan bagaimana caranya nanti mengabari orang rumah. Duhhh..

Tigapuluh menit sudah berlalu dan semua orang masih panik Karena tidak ada tim medis yang datang. Hanya beberapa polisi yang sibuk saling berkoordinasi dengan para saksi mata dan korban yang lain.

Polisipun tidak bisa mengambil keputusan karena beberapa kali teman saya tidak mau di bopong ke pinggir jalan karena memang sakitnya luar biasa. Hingga akhirnya ada salah satu petani yang berinisiatif membuatkan penahan kaki dari pelepah pohon pisang yang diikat seadanya agar kaki tetap lurus.

Lalu dengan dibantu banyak orang untuk mengangkat dari dasar sawah ke atas jalan yang ketinggiannya 1,5 meter hingga dimasukkan ke mobil polisi bak terbuka, bukan ambulance lho ya, maklum posisi memang jauh dari peradaban.

Singkat cerita begitulah tragedi libur lebaran yang saya alami beberapa tahun silam, yang mana trauma itu masih ada hingga sekarang terutama saat berkendara dekat dengan kendaraan besar seperti bus atau truk.

Pelajaran apa yang dapat di ambil dari kejadian tersebut ?

Dari tahun ke tahun sebenarnya dapat kita amati polanya bahwa yang namanya musim libur lebaran maka kemacetan, kecelakaan, dan tingkat kunjungan objek wisata pasti naik. Belum lagi kejadian lain seperti wisatawan terseret ombak, wisatawan terjaruh dari jembatan, wahana ambruk karena overload dsb. 

Artinya situasi ini menunjukkan bahwa kondisi di luar rumah sedang tidak baik-baik saja atau tidak aman walaupun tidak untuk menggeneralisir semua tempat.

Maka manfaatkan momen berkumpul bersama sanak saudara anda dengan bijak. Momen yang diharapkan berakhir dengan penuh kesan dan bahagia.

Ingat!! Hati-hati saja tidak cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun