"Sudah, sudah," Ali melerai, "kita ikuti saja saran Danang, dengan syarat, kita harus selalu bersama. Kalau salah satu dari kita ada yang ingin buang air kecil, semua harus ikut menemani. Pokoknya, kita jangan sampai terpisah."
"Ya, ya... jangan sampai seperti di film-film horror..." gumam Chellin dengan wajah tegang, "satu persatu hilang dan tak kembali, sampai akhirnya... mereka semua menghilang."
"Sshh! Jangan bilang begitu Chel," tegur Akbar. "Sudah, pokoknya sekarang kita menghangatkan diri dulu sambil menunggu Wina."
Akhirnya mereka mulai menyalakan api unggun dan duduk mengitarinya, menunggu Wina kembali. Tetapi hingga beberapa menit menjelang tengah malam, tetap tak ada tanda-tanda keberadaan Wina.
"Bagaimana ini..." keluh Chellin ketakutan. "Wina sebenarnya kemana, ya..."
"Eh... apa itu?" Bimo menunjuk ke arah danau.
Semua menoleh.
Kabut tebal tiba-tiba menghilang dari permukaan danau, menyisakan pemandangan aneh.
Dari dalam air danau, muncul sosok-sosok gelap. Â
Lima sosok gelap berbentuk seperti manusia.
 Sosok-sosok itu melayang dalam diam di atas danau.