Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Danau Lima

5 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 5 Maret 2020   09:10 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chellin, Wina, Ali, Akbar, Bimo dan Danang yang merupakan mahasiswa semester pertama di sebuah kampus di Jakarta, memutuskan untuk berlibur akhir pekan bersama di Gunung Bandang. Ketertarikan mereka terhadap lokasi tersebut berawal dari foto-foto super menakjubkan yang diunggah oleh seorang fotografer ke sebuah situs travelling yang baru saja diluncurkan. Foto-foto itu terutama menampilkan keindahan pemandangan di sekitar Danau Lima, danau luas berwarna biru kehijauan yang terletak di kaki Gunung Bandang.

"Memang benar-benar bagus yaa, pemandangannya," ucap Wina sembari memandangi air danau yang tenang, setelah mereka berlima selesai mendirikan tenda.

"Iya," sahut Ali yang berdiri di belakangnya, "pemandangan seindah ini kenapa baru terekspos sekarang ya?"

"Sebenarnya tempat ini sudah sering didatangi oleh para pencinta alam sejak dulu," ujar Danang, "namun seiring dengan meningkatnya minat untuk berwisata alam di Indonesia, lokasi-lokasi seperti ini kembali diperkenalkan kepada masyarakat luas."

"Eh, tapi, kenapa sih danau ini dinamakan Danau Lima?" tanya Chellin sembari meratakan matras tipis di depan tenda kecil yang akan ditempatinya berdua dengan Wina.

"Aku pernah mendengar cerita dari orang tuaku," sahut Akbar yang sedang sibuk merapikan kayu bakar untuk dijadikan api unggun malam nanti, "katanya, kita nggak boleh bermalam di tepi danau ini dengan jumlah tepat lima orang."

"Lho, kenapa memangnya?" tanya Chellin penasaran.

"Katanya," lanjut Bimo, "dulu sekali, pernah ada lima orang remaja anggota pencinta alam yang menghilang setelah bermalam di tepi danau ini. Kemudian beberapa tahun setelah itu, terulang kembali kejadian yang sama. Lima orang remaja yang sedang berkemah disini, menghilang begitu saja."

"Ih, kok serem, sih! Kenapa kita pergi ke sini kalau sudah tahu ada cerita seperti itu?" protes Chellin.

"Itu kan cerita lama," Bimo mengangkat bahu, "mungkin saja hanya legenda." 

"Jumlah kita kan enam orang, Chell," ujar Akbar menenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun