Bentuk dan warna pagar rumah-rumah yang mengawalnya di sepanjang jalan, membukakan gerbang kebebasan baginya. Kebebasan atas hak hidupnya.
Ini bukan dejavu.
Lalu, apa yang kulakukan di sini sekarang? Batin Sasha panik. Aku harus segera pergi!Â
Pintu berwarna biru itu terbuka.
"Sasha?" terdengar sebuah suara.
Sasha terperenyak. Jantungnya berhenti berdegup.
"Kamu... pulang, Nak? Ayah sudah mencarimu kemana-mana selama ini.."
Sosok yang berdiri di ambang pintu itu mengulurkan tangannya ke arah Sasha. Kilat matanya siap menerkam.
Sasha merasakan tubuhnya lumpuh seketika.
END.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H