"Ibumu lebih sakit lagi ketika melahirkan kamu, tahu! Dan setelah segala penderitaannya, malah kamu buat dia meninggal! Anak kurang ajar!"
"Maafkan aku, Ayah! Maafkan akuuuu!!"
Sasha terhuyung; mencengkeram kepalanya kuat-kuat. Menahan sakit yang membuncah akibat terpaan gelombang ingatan yang mendadak hadir kembali mengisi sel-sel kelabunya.
Rumah ini...
Rumah tempat di mana ia selalu disiksa sejak kecil, oleh seseorang yang seharusnya membesarkannya dengan cinta dan kasih sayang.Â
Tempat di mana ia selalu menerima bentakan dan pukulan atas segala kesalahan yang ia perbuat.
Di mana semua yang dilakukannya dengan kurang sempurna selalu dikaitkan dengan kematian ibunya saat melahirkan dirinya.
Rumah di mana selama bertahun-tahun ia mengumpulkan keberanian dan menunggu datangnya sebuah kesempatan untuk meloloskan diri dari lingkaran setan yang membelenggu jiwanya. Meninggalkan semua penderitaan dan kesedihannya. Mengubah jati diri dan menghapus ingatannya demi sebuah kehidupan baru.
Ia ingat sekarang.
Sinar matahari yang mengarah tepat ke wajahnya sewaktu ia berlari kencang tanpa menoleh lagi di sore yang panas itu.
Ujung sepatunya yang berkali-kali terantuk aspal jalan yang tak rata.