Armenia tersenyum.
"Nah, kalau begitu sudah saatnya kau pulang."
"Yah ... baiklah ..." Ann beranjak enggan.
"Sepertinya kau masih tidak puas Ann," Armenia menatap Ann penuh selidik.
"Ehm ... yah, sejak awal tiba disini sih, sebenarnya aku sedikit berharap akan terlibat dengan sebuah petualangan seru dan menegangkan seperti di buku-buku yang kubaca. Misalnya, menyelamatkan dunia dari serangan monster atau apa begitu. Hehehe ... maaf, Â aku memang suka berkhayal," Ann tertawa sendiri sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Armenia tersenyum lagi.
"Kau akan mendapatkan petualangan seru itu di duniamu, Ann. Di Bumi. Â Karena untuk menjalankan pesan dari para Tetua itu, kau pasti akan mendapat banyak kesulitan. Penolakan dari orang-orang terdekatmu yang dapat berujung pertengkaran bahkan permusuhan, dan manusia-manusia yang tidak setuju dengan apa yang kaukatakan akan berubah menjadi monster-monster jahat yang terus berusaha membungkammu dengan berbagai cara. Sepanjang umur hidupmu. Apa itu masih tidak cukup seru dan menegangkan bagimu ?"
"Oooh ! Iya juga ya ? Â Aku ... nggak berpikir sejauh itu tadi ..." sahut Ann tanpa menutupi ekspresi terkejutnya yang polos.
Semua tertawa melihatnya.
Druida masih bernyanyi. Â Sobekan itu semakin melebar.Â
"Nah, sebaiknya kau pulang sekarang. Petualangan barumu akan segera dimulai."