Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gaia - 6 (End)

25 Mei 2018   12:30 Diperbarui: 25 Mei 2018   16:26 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Err ... nanti sepulang dari sini aku akan pergi ke toko buku untuk membeli buku-buku baru dengan gambar-gambar yang bagus. Lalu ... kita bisa membacanya bersama-sama, kalau kamu mau ..."

"Akan kupikirkan," sahut Xia ketus.

Armenia dan Mimi, bahkan Druida yang masih terus bernyanyi, ikut tertawa melihat sikap Xia yang terlihat sekali berpura-pura acuh padahal di dalam hatinya merasa senang akan kata-kata Ann.

"Oh ya. Ada pesan untukmu dari para Tetua," kata Armenia, "Mereka berharap kau dapat berbuat sesuatu untuk ini."

"Pesan apa itu ?" tanya Ann.

"Pertama. Manusia di Bumi menganggap dirinya adalah makhluk yang paling mulia. Mungkin benar. Tetapi, mereka salah mempersepsikan arti dari kata mulia itu. Seharusnya kemuliaan itu digunakan untuk kebaikan bagi semua unsur yang ada di alam.  Bukan hanya sesama manusia, hewan dan tumbuhan saja. Tetapi juga air, tanah, udara dan semua kehidupan yang ada. Dan ingat, definisi dari kata 'hidup' itu bukan hanya yang kita lihat dapat bernafas, bicara, bergerak, dan bertumbuh. Semua partikel yang ada di alam semesta itu semuanya hidup. Baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat oleh mata manusia. Semua memiliki hak untuk hidup dan wajib dihormati keberadaannya. Wajib dijaga dan dipelihara keberlangsungan serta eksistensinya di Bumi. Kau mengerti ?"

"Ya," Ann mengangguk.

"Kedua," lanjut Armenia, "Terkadang  manusia melakukan hal yang benar-benar tidak logis. Mengutuk dan memaki penjajahan terhadap manusia-manusia di berbagai tempat yang jauh, sementara kejahatan dan kebiadaban  yang terjadi dalam lingkungannya sendiri tidak mereka pedulikan. Atau bahkan mereka sendiri yang bertindak sebagai pelaku kejahatan tersebut, tanpa mau menyadari bahwa yang mereka lakukan itu salah dan melanggar pemahaman mereka sendiri. Itu semua dikarenakan manusia memiliki sifat yang cenderung untuk lebih berpihak pada orang-orang yang memiliki kesamaan dengannya. Entah itu persamaan warna kulit, raut wajah, suku, ras, kepercayaan, dan lain-lain.  Dan sekecil apapun persamaan itu, mereka jadikan pembenaran untuk bisa mendukung kelompoknya masing-masing agar dapat mencapai posisi paling atas pada piramida kekuasaan di atas Bumi dengan berkedok membela kemanusiaan.  Maka pada akhirnya apa yang mereka katakan sebagai membela sesama manusia sebenarnya hanyalah membela ego dan kepentingan masing-masing. Semua ajaran dan pesan kebaikan yang diperuntukkan bagi manusia untuk menciptakan kedamaian,  malah berbalik menjadi sumber peperangan. Bukannya berusaha mencerna isi pesan yang disampaikan dan berusaha menjalankannya, mereka malah menyibukkan diri dengan mempertengkarkan siapa pembawa pesan yang paling benar. Mengakibatkan terjadinya pemisahan-pemisahan antar kelompok. Dan pemisahan-pemisahan yang terjadi itu, kini semakin menyempit dan mengecil. Semakin banyak kelompok-kelompok kecil yang terbentuk di dalam suatu kelompok.  Dan di dalam kelompok-kelompok kecil itu terbentuk lagi beberapa kelompok yang lebih kecil lagi. Dan jika hal ini terus dibiarkan, lama kelamaan kalian hanya akan menjadi makhluk individu tertutup yang saling curiga dan membenci bahkan di dalam satu keluarga kecil, hanya karena pandangan yang berbeda. Dan pada akhirnya kehidupan manusia akan berakhir sia-sia tanpa makna. Tak ada nilai dan pelajaran yang bisa kalian ambil untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Nah, para Tetua berharap, kau Ann, sebagai salah satu manusia berkesadaran tinggi dengan pemikiran nyaris selaras dengan kami para penghuni Gaia, bisa melakukan sesuatu untuk membantu mencegah itu terjadi."

"Eh ... waah ... it ... itu ..." Ann terbata-bata.

"Aku tahu semua itu sangat sulit. Tapi aku yakin kau bisa. Mulailah dari orang-orang terdekatmu dulu. Beri pengertian kepada mereka tentang apa arti kehidupan yang sebenarnya. Apa yang seharusnya manusia lakukan dalam hidupnya. Meskipun hanya kepada satu orang saja kau sampaikan, itu akan sangat berarti, Ann."

"Baik," Ann mengangguk mantap, "Akan kucoba." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun