Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gaia - 1

18 Mei 2018   21:00 Diperbarui: 26 Juni 2018   06:08 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

***

 

Esoknya, saat hari telah siang dan tak terlihat tanda-tanda keberadaan Mimi, ditambah lagi lampu teras yang terus menyala sejak semalam, akhirnya para warga sepakat untuk mendobrak pintu rumah Mimi.

Rumahnya kosong.

Tak ada tanda perusakan di bagian manapun kecuali pintu yang didobrak tadi, tidak juga di bagian atap rumah dimana cahaya besar itu nampak malam sebelumnya. Tak ada yang tahu harus bertanya kemana.

Beberapa hari kemudian rekaman video singkat tentang cahaya aneh di langit yang menyertai berita tentang hilangnya seorang gadis bernama Mimi yang ternyata sempat dibuat oleh salah satu warga malam itu, tersebar luas di dunia maya. Tanggapannya sangat beragam. Mulai dari hal-hal mistis seperti santet atau teluh, lalu teori penculikan oleh alien, sampai tuduhan 'sekedar mencari sensasi' yang diarahkan kepada korban sendiri, yaitu Mimi.

Sebuah keluarga besar di luar kota memberi bantahan tegas kepada masyarakat melalui media massa,  menolak mengakui bahwa mereka adalah keluarga jauh dari Mimi. 

Dan dalam beberapa bulan, kasus misterius tersebut telah dilupakan.

Tetapi ada satu orang yang selalu mengingat kejadian itu.  Dan terus-menerus memikirkannya.

 

( Selanjutnya )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun