"Gambar apa ya ini ...."
"Itu kan gambar gunung Papa. Winni kalau gambar gunung di sekolah juga kayak gitu."
"Ooh... iya.... pinter anak Papa."
"Hmm.... disini ada tulisan ... istriku Mira dan anakku Andri..... terus apa nih dibawahnya... lorong penghubung.... jangan masuk kesini. Maksudnya apa ya? Kertasnya lecek dan kotor banget. Sepertinya pernah basah terus kering lagi."
"Sudahlah buang aja mas. Paling juga sampah orang yang pada piknik disini."
"Iya."
"Eh, tapi aku jadi ingat si Andri deh mas. Dimana ya dia sekarang ?"
"Andri mana ?"
"Andri temen kuliah kita itu lho. Yang belum genap satu semester tiba-tiba nggak pernah masuk kuliah lagi."
"Ohh iya iya. Yang waktu menjelang midtest kita datangin ke rumahnya tapi ibunya nggak kasih penjelasan apa-apa dan kayaknya nggak suka kita datang kan ?"
"Iya. Padahal sebelumnya ibunya ramah banget ya. Tapi waktu itu, kita malah sama sekali nggak dipersilahkan masuk ke rumahnya. Pintunya juga cepat-cepat ditutup setelah kita berpamitan."
"Yah.... mungkin waktu itu mereka sedang ada masalah keluarga yang nggak bisa diceritakan ke orang lain. Eh iya, ayahnya Andri kan yang dulu hilang di gunung ini ya....."
"Oh iya ya mas. Iiih... jadi takut...."
"Mama, Papa, itu siapa sih yang ngeliatin Winni ? Itu di balik pohon yang ituu...?"
"Aduuh sayang, jangan nakut-nakutin Mama ah..."
"Winni, sini yuk Papa gendong aja, biar cepat kita jalannya."
"Asiiikk... digendong Papa..! Dadaah burung..!"
Â
Â
( minema - selesai )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H