Beberapa keandalan detektor kebohongan telah dikritik karena
beberapa individu yang sangat terlatih mungkin bisa membuat keliru mesin deteksi.
Parameter utama atau ukuran yang digunakan oleh detektor kebohongan  adalah: detak jantung, konduktansi kulit, laju pernapasan, suhu tubuh, tekanan darah, dan diameter pupil.
Kalau dalam cerita pinokio mungkin mudah, kalau ia berbohong hidungnya menjadi panjang.
Namun dalam hal ini, mesin mendeteksi jantung berdetak lebih cepat, berkeringat lebih keras, bernapas lebih cepat.
Pada perubahan psikofisiologis inilah pendeteksi kebohongan, mendeteksi melalui alat yang  disebut poligraf.  Polygraf  juga mendeteksi potensi kebohongan melalui pupil mata.
Namun diakui juga, Â tidak ada bukti bahwa perubahan fisiologis berhubungan langsung dengan emosi yang mendasarinya.
Eksperimen lain juga menunjukkan bahwa beberapa individu dapat mengendalikan diri dengan sempurna, sementara yang lain, yang cukup polos, menunjukkan diri mereka sangat tertekan dengan prosedur ini.
Karena berbagai alasan inilah pemeriksaan poligraf, meskipun dapat diandalkan jika dilakukan secara serius, tidak memiliki nilai pembuktian yang cukup.
Hal ini juga tidak wajib, beberapa hal poligraf membutuhkan persetujuan penuh dari tersangka agar dapat melakukan percobaan secara efektif.
Duduk di kursi yang menyerupai kursi dokter gigi, tersangka kemudian harus menjawab serangkaian pertanyaan yang sangat tepat yang diulang beberapa kali mengenai fakta.
Pemeriksa poligraf akan mengamati pertanyaan-pertanyaan yang paling membuatnya bereaksi dan menantang atau paling mengkhawatirkannya. Tugasnya kemudian adalah menafsirkan reaksi-reaksi ini untuk melihat kebenaran (keadilan.)