"Aku pergi, itu keluargaku. Sudah waktunya pulang."
"Kita bertemu lagi?" Tanya Chairil.
"Hari Minggu, aku suka pantai ini."
Hari berikutnya mereka bertemu.
"Aku juga suka seni, " katanya ketika lelaki itu berbicara tentang seni.
Mirat belajar melukis pada S. Sudjojono dan Affandi.
Sekali waktu, ia tak melihat Chairil di pantai. Saudaranya datang memberi kabar bahwa pemuda yang menjerat hatinya terkena masalah.
"Dituduh mencuri! "
"Dia tidak mungkin mencuri, kita akan menolongnya, " tekad Sumirat.
“Chairil Anwar dituduh mencuri sebuah seperai yang terjemur di halaman rumah, diadukan kepada polisi dan ditahan. Ibunya kehilangan akal dan minta bantuan kami,” kata Sutan Takdir Alisjahbana.
Sutan Takdir Alisjahbana dan kawan-kawannya kemudian patungan uang seharga seprai yang dicuri Chairil.
Salah seorang dari mereka juga mendekati pegawai pengadilan dan mengatakan bahwa pesakitan itu adalah seorang penyair muda yang sangat berbakat dan penting kedudukannya dalam masyarakat.
Seorang pegawai pengadilan adalah saudaranya Mirat.
SAJAK PUTIH
buat tunanganku Mirat
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka