Jiyoon mengangguk lemah.
"Gue kasihan sama lo berdua. Marahan sampe seminggu. Sahabat itu harusnya saling mendukung, bukan rebutan cowok," kata Jake kepada Jiyoon. "Apalagi kalo cowoknya cerdas."
"Tapi lo suka sama Isa karena dia cantik kan? Dengan kulitnya yang cerah, lembut, dan glowing serta rambutnya yang hitam berkilau dan wangi lo pasti mau sama dia, walaupun dia lemot dalam belajar," kata Jiyoon. "Gue secara fisik gak ada apa-apanya dibanding Isa. Kulit gue kusam, kasar, dan rambut gue ngebosenin banget."
"Kata siapa ya, Yoon?" tanya Jake. "Gue gak pernah mandang cewek dari fisik. Gue suka sama Isa karena dia mau berusaha, pintar sastra, dan berusaha mewujudkan cita-citanya. Bukan karena fisik. Semua cewek terlahir cantik, tapi dari segi intelektual gak ada yang nandingin lo, Yoon. Makanya antara lo sama Isa gue masih milih elo," lanjutnya. Kemudian dia memeluk Jiyoon mengatakan, "Gue sayang sama lo."
"Gue juga sayang banget sama lo, Jek," kata Jiyoon. Ketika mereka hendak berciuman, tiba-tiba Team Ozone memergoki mereka dan berkata, "Oh, ini dia si cewek yang sok pintar itu. Serahin laptop lo ke kita!"
"Kabur, Yoon! Mereka ternyata tahu keberadaan kita!" kata Jake.
(musik: Voyager - "Promise")
Jiyoon dan Jake kabur dari Sitahmar dan mencari tempat aman di Abandoned Land.
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Simak di "A Musical Revolution" bagian 5 yang akan mulai ditulis bulan Mei nanti.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H