Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

A Musical Revolution (Bagian 1)

24 Maret 2023   22:23 Diperbarui: 24 Maret 2023   23:06 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

(musik: Luke Black - "Samo mi se spava")

Selama satu setengah jam, ketika teman-teman lainnya tidur, Jiyoon terus memperhatikan penjelasan Profesor Cattelan. Tetiba bel pulang berbunyi.

"Kenapa kalian tidur terus di kelas? Saya tidak suka melihat anak yang tidur di kelas fisika!" geram Profesor Cattelan. "Contohlah si Jiyoon itu. Dia rajin belajar karena cita-citanya menjadi astronom. Dia paling anti tidur di kelas," lanjutnya. Kemudian dia menoleh pada murid nomor satunya dan bertanya, "Kamu mau jadi astronom, kan?"

"Iya, Prof, tapi ibu saya mau saya jadi politikus," kata Jiyoon.

"Saya mengerti apa yang kamu katakan," kata Profesor Cattelan. Kemudian beliau menoleh kepada murid-muridnya dan berkata, "Anak-anak, Jiyoon harus dijadikan panutan. Karena suka fisika dia selalu dapat A+ di mata pelajaran fisika. Kalian tidak boleh tidur saat kelas fisika. Banyaklah makan Basculin agar cerdas, sehat, dan tidak pelupa."

Kemudian Profesor Cattelan menyampaikan pesan penting.

"Oh ya, anak-anak, sebelum kalian pulang, saya ada pengumuman penting," kata Profesor Cattelan.

Anak-anak menunggu dengan sabar. Pengumuman apakah yang hendak disampaikan wali kelas kebanggaan mereka?

"Besok, kalian akan libur tiga minggu karena sekolah ada persiapan festival sains dan astronomi," kata Profesor Cattelan sambil tersenyum.

"HOREEE!!!" sorak anak-anak serempak.

"TAPI! Kalian ada tugas," Profesor Cattelan berubah dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun