Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

A Musical Revolution (Bagian 1)

24 Maret 2023   22:23 Diperbarui: 24 Maret 2023   23:06 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mau banget, Prof!" kata Jiyoon sumringah.

Profesor Cedar memanggil putri bungsunya, Isa, yang sedang berkebun di halaman belakang rumah mereka.

"Is, Isa! Cepat ke sini, Is! Kamu punya teman baru!" teriak Profesor Cedar dari kejauhan.

Isa tidak menghiraukannya. Kalau sudah melakukan dua aktivitas favoritnya, yaitu membaca buku di kamarnya atau berkebun, Isa suka keasyikan sampai lupa waktu.

"Isa, cepat! Kalo tidak kemari nanti kamu tidak dapat kue, lho," kata Profesor Cedar.

"Coming, dad," Isa segera meletakkan emratnya dan berlalu.

"Perkenalkan, ini Jiyoon. Dia anak Trey Shin, teman kuliah papa dulu," kata Profesor Cedar sambil memperkenalkan Jiyoon kepada Isa.

"JIYOON?!" Isa kaget ketika mengetahui sahabat masa kecilnya adalah tetangga barunya. Ternyata mereka bersahabat sejak balita. Ayah mereka juga dulu teman sekampus di California. "Ya ampun, lo apa kabar, Yoon? Lo makin cantik dan bening banget!" kemudian mereka bersalaman.

"Gue baik, Is. Kita udah lama gak ketemu. Lo juga makin cantik dan glowing," kata Jiyoon. Dia dan Isa lalu berpelukan erat, melepas rindu.

Jiyoon merasa penampilannya biasa-biasa saja dibanding Isa. Isa selalu tampil cantik dengan rambutnya yang hitam dan panjang sepinggang. Rambutnya sering dibiarkan tergerai, dan kadang memakai asesoris seperti bando dan jepitan. Tidak hanya itu, dia juga selalu tampil modis. Cita-cita Isa adalah ahli sastra.

"Yuk, Yoon, ke halaman belakang. Bokap gue mau jelasin sesuatu ke lo," kata Isa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun