"Jihan," kata Minkyeung.
"Ya, Ma?" tanya Jihan.
"Mama bersyukur Jihan masih peduli dan sayang ayah. Maafkan mama karena kemarin ngatain ayah brengsek. Jihan juga nggak mau ayah khawatir di Galar, kan?" kata Minkyeung. "Suratmu buat ayah sudah mama baca. Jihan pasti bisa membalas kasih sayang yang kita kasih secara gratis ke Jihan. Jihan akan selalu menjadi bayi kecil mama dan ayah. Mama tarik lagi kata-kata mama yang mana mama tidak berniat menikah. Mama masih cinta ayah juga. Mama ingin menikah lagi."
Jihan dan Minkyeung pun berpelukan. Arin pun ikut berpelukan dengan mereka. Tiba-tiba ada surat. Ternyata dari Sumin. Suratnya berbunyi sebagai berikut:
Dear: Jihan
Sahabatku
Lo free hari ini?
Ke rumah gue yuk
Kita makan malam bareng
Sekalian latihan buat festival seni
Salam
Sumin
Jihan senang sekali mendapat surat tulisan tangan dari Sumin. Dia dan Arin meminta izin untuk pergi ke rumah Sumin. Di rumah Sumin...
"Mana Jihan, nih?" tanya Sumin.
"Masih di jalan. Paling masih mandi. Dia kan kalo mandi cepet," kata Seeun menimpali.
"Ya udah. Pokoknya jangan ada yang makan sebelum Jihan datang. Kasihan J, udah capek-capek masak, yang nyomotin masakannya pasti Haknyeon oppa. Dia kan kalo makan lahap dan pasti habis," kata Yoon.
"Untung hari ini si Mas Pacar lagi diet. Kalo tidak..." kata J.
*TING TONG*
"Min, bukain pintu noh. Pasti Jihan," kata J kepada Sumin.
Sumin membukakan pintu. Ternyata Jihan dan Arin.
"Jihan?!" Sumin terkejut ketika sahabatnya ada di depan pintu. "Ya ampun, ke mana aja?"
"Seharian di rumah. Kebetulan lo ngundang gue buat makan malam. Hari ini spesial, karena ada Arin unnie," kata Jihan.
"Kamu pasti anak Michael Ben David. Senang bertemu. Aku Arin," Arin bersalaman dengan Sumin.
"Sumin. Sumin Ben David," kata Sumin.