Suara pintu diketuk. Jihan membukakan pintu. Ternyata Arin!
"Unnie?!" Jihan kaget dan tidak percaya.
"Jihan? Ya ampun, aku nggak percaya ini adikku. Kamu makin besar dan cantik, Ji," kata Arin.
Jihan dan Arin berpelukan melepas rindu.
"Jihan... ada sesuatu yang aku mau bilang. Kita bahas di luar," kata Arin. "Ma, Jihan dan Arin pamit keluar dulu," kata Arin.
"Ya, jangan pulang terlambat," kata Minkyeung. Beliau senang melihat kedua putrinya kembali bersatu dan akrab.
Jihan dan Arin berjalan-jalan menyusuri jalanan kota Turin.
"Sebenarnya... aku... dipecat dari tim penyelamat luar angkasa..." kata Arin.
"Kenapa, unnie?" tanya Jihan.
"Setelah melihat kamu menggagalkan rencana jahat Michael Ben David, kami kembali dihadapkan dengan Subwoolfer. Mereka terlalu jahat, dan sifat penakutku kambuh lagi... aku dipecat... pangkat terakhirku kopral," kata Arin menyatakan perasaannya tentang dikeluarkan dari tim penyelamat. "Aku sedih..."
"Tenang, unnie. Aku ada. Aku yang akan membuat unnie menjadi pribadi yang berani," kata Jihan kepada sang kakak.
"Benarkah?" tanya Arin.
"Benar," kata Jihan. "Sebagai adik yang baik, tugasku adalah meyakinkan unnie bahwa rasa takut kita ada pada diri kita sendiri."
(musik: Mahmood and Blanco - "Brividi")
Kedua kakak beradik itu kembali bersatu setelah beberapa tahun terpisah lama. Dan kini, hubungan Jihan dan Arin semakin lekat seperti saudari kandung pada umumnya.
Sementara itu, di kamar Yoon, Hyunjae sedang membantu pacarnya membuat karya seni.
"Jayoon-ah, kau kira membuat karya seperti ini mudah?" kata Hyunjae yang sedang membantu pacarnya membuat tembikar untuk dipajang di festival. "Tembikar yang baik itu dibuat dalam waktu yang lama, bukan dalam sekejap mata. Bersyukurlah kau punya ibu yang berdarah seni. Bacalah buku. Ikuti aturan seni. Ibu, ayah, dan kakakmu akan datang ke festival seni, dan kau jangan permalukan keluargamu dengan seni yang kurang baik. Lagipula, putarannya salah," cerocos Hyunjae dengan panjang lebar.
Hyunjae kemudian mengajarkan Yoon membuat tembikar dengan baik.