Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Brilliant Diamond and Shining Pearl (Bagian 4)

2 April 2022   16:42 Diperbarui: 2 April 2022   16:45 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bismillahirrahmanirrahim.

Sebelumnya di BDSP...
Jihan dkk. menghabiskan waktu mereka di Pegunungan Alpen Italia untuk hiking. Ketika Jungwon teringat kejadian tragis yang menimpa keluarganya sehari sebelum keberangkatannya (ibunya meninggal karena serangan jantung dadakan), dia depresi dan kehilangan motivasi untuk latihan band. Berpikir Jihan adalah satu-satunya jalan kebahagiaannya, dia rela mangkir latihan demi menemani pacarnya mencari sang kakak, Arin, dan meyakinkannya kembali ke Galar. Tanpa sepengetahuan Jihan dkk., Michael Ben David menyiapkan perangkap untuk para anggota OMG.

Sebelum pergi ke tempat persembunyian Michael yang terletak di sebuah gua rahasia, Brave Girls sepertinya sedang mendiskusikan sesuatu dengan ibu Jihan.

"Minkyeung, kabar gembira. Putri bungsumu berada di sini, dan dia akan meyakinkanmu kembali ke negaranya dan tinggal bersamanya," kata Minyoung kepada ibu Jihan.
"Kau yakin tidak ingin kembali tinggal dengan suamimu Steven dan kedua anakmu yang baik hati?" tanya Eunji.
"Tidak semudah itu, Minyoung, Eunji, aku juga punya kehidupan di sini," kata Minkyeung.
"Putrimu sekarang berada di Pegunungan Alpen bersama teman-temannya. Aku yakin dia akan menceritakan pengalamannya kepadamu setelah dia bertemu denganmu..." kata Yuna.
"Aku tahu, tetapi Steven melarang Jihan berada di tim pemandu sorak karena kesehatan fisiknya. Dia juga dilarang pacaran dengan pacarnya yang anak band itu. Aku mengizinkannya melakukan semua yang dia ingin lakukan, tetapi Steven tidak. Itulah mengapa aku menceraikannya," kata ibu Jihan. "Jika Steven tahu Jihan berpacaran dengan temannya itu, aku yang disalahkan."
"Kalau begitu kita punya rencana hebat..." kata Yujeong.

(musik: Brooke Scullion - "That's rich")

Bak prosesi lamaran, Brave Girls mencoba meyakinkan ibu Jihan untuk kembali pada suami dan kedua anaknya. Cara yang mereka lakukan seperti:
1. Mengiming-imingi beliau dengan cincin
2. Merawatnya dengan perawatan bak spa
3. Memberikan terapi akupunktur
4. Membelikannya gaun

"Oh, Minkyeung! Kau tampak cantik seperti bidadari yang turun ke bumi untuk mencari anaknya!" kata Yujeong.
"Steven akan melamarmu kembali dan memperistrimu lagi!" kata Minyoung.
"KAU SEMPURNA!" kata semua anggota Brave Girls.
"HENTIKAN!!! Tidakkah kau lihat aku punya kehidupan sendiri di sini?! Aku akan bicarakan pada Jihan jika aku menemukannya di Pegunungan Alpen! Aku akan pergi sendiri!" kata ibu Jihan.

Brave Girls kaget.

"Baiklah. Kalau kau perlu kami, kami akan pergi ke tempat Michael Ben David," kata Minyoung.

(musik: Andrea Koevska - "Circles")

Ibu Jihan berlari keluar dari rumahnya dengan rasa sedih dan bersalah. Memang setelah bercerai dengan sang suami, ayah Jihan, beliau tidak tertarik lagi untuk menikah dan memilih hidup sendiri tanpa bayang-bayang pria. Beliau melepas gaunnya dan menggantinya lagi dengan kaus putih polos sepaha. Beliau berlari dengan telanjang kaki ke Pegunungan Alpen, mencari Jihan.

Sementara itu, di Pegunungan Alpen...

"Ini dia, Ji. Markas Michael Ben David. Kalo kamu nggak mau masuk gakpapa, kamu bisa tinggal di sini dengan Sumin dkk. Dengerin kata-kata mereka. Tapi kalo kamu mau masuk, kamu harus pegang tangan aku terus. Janji," kata Jungwon kepada Jihan. "Michael sudah menyiapkan sakelar rahasia untuk menangkap unnie kamu. Hati-hati, karena perangkapnya diaktifkan dengan bantuan suara, dan tidak akan dibuka sebelum ada yang mengatakan BUKA," kata Jungwon.
"Hah? Dari mana kamu dapet info kayak gitu, Won?" tanya Jihan.
"Dari mendiang Mami. Beliau mantan rekan kerja Michael sebelum Michael mendadak jadi jahat," jawab Jungwon. Setelah mereka berlalu ke markas Michael, Jungwon meneriakkan pesan dari jauh kepada Sumin dkk.: "Min, Se, Yoon, J, jaga diri kalian! Gue nggak mau kalian kena perangkap Michael! Perangkapnya kuat!"

Sumin, Seeun, Yoon, dan J curiga Jungwon dan Jihan tidak bisa memegang amanah mereka.

Michael baru saja selesai mandi dan berganti pakaian di laboratorium ketika Jungwon dan Jihan menyergapnya.

"Dududu... senangnya hari ini, mandi uang dan berlian..." senandung Michael sambil bernyanyi.
"MICHAEL!" pekik Jungwon. "Mencoba melanjutkan rencana jahat lagi, Mike?"
"Ohohoho! Akhirnya kau tahu tempat persembunyianku juga, Jungwon. Selama ini belum ada yang bisa menyelesaikan misi paling berbahaya yang disiapkan Sersan Rowoon untuk tim penyelamat luar angkasanya. Jika ada musuh yang terberat untuk mereka kalahkan, itu aku!" kata Michael. Di sampingnya ada Keith dan Jim, namun mereka tidak ikut-ikutan.
"Jangan bohong! Jihan punya seorang unnie. Dia ingin meyakinkannya untuk keluar dari tim penyelamat dan tinggal bersamanya lagi di Galar. Aku tahu sakelar rahasia yang kau sembunyikan ada di mana. Jika Arin dkk. terjebak, mereka gagal misi dan tidak bisa pulang!" kata Jungwon dengan marah.

Michael menyerah.

"Baiklah. Injak ubin mana pun. Kalian kutantang dalam adu ketangkasan," kata Michael.
"OK. Siapa takut!" kata Jungwon.

Mereka melakukan lomba lari.

Tanpa sengaja, Jihan melihat Arin dkk. hendak masuk ke markas Michael untuk menyelesaikan misi paling berbahaya mereka. Karena kurang konsentrasi, dia tidak sengaja menginjak ubin pink tempat sakelar rahasia disembunyikan Michael. Namun, olala, bukan anggota OMG yang ditangkap, melainkan Sumin dkk.

"Hahahaha. HAHAHAHA! HAHAHAHAHA!!! Sekarang lihat, siapa yang tertangkap! Akhirnya aku akan kaya dan membangun proyek kota impianku!!!" kata Michael sambil tertawa jahat, puas walaupun dia menangkap korban yang salah.
"Eh... Mike, bukan Arin dkk. yang kau tangkap, tapi..." kata Jungwon.

Menyadari bahwa Sumin dkk. yang terkena perangkap, Jihan panik berat. Namun Michael juga kaget karena...

"Aku menangkap anakku sendiri?" pikir Michael dalam hati.

Jungwon juga tidak tahu bahwa Michael adalah seorang ayah. Namun, istri dan anaknya tidak diketahui karena mereka tinggal berjauhan dengannya.

"Sekarang kami harus pergi. Jika istrimu tahu anakmulah yang kau tangkap dengan perangkap yang harusnya untuk Arin dkk., dia akan menghukummu!" kata Jungwon yang berusaha menenangkan Jihan yang panik. "LARI, JIHAN! BARENG SAMA AKU!" kata Jungwon sambil memberi aba-aba.

Jungwon dan Jihan keluar dari gua dan bergegas membebaskan Sumin dkk.

(musik: Stefan Airapetjan - "Hope")

"BUKA!" teriak Jungwon. Perangkap terbuka. "Sekarang lo semua udah bebas. Jangan khawatir, ada Jihan yang setia kawan sama lo," katanya lagi.
"Ketahuan ya, Won. Lo dan Jihan nggak bisa pegang amanah lo. Ditambah lo mangkir latihan band. Sekarang kita khawatir kalo lo dimarahin manajer dan JRB kena skandal bertubi-tubi," omel Sumin.
"Ta... tapi..." Jungwon kaget dan kehabisan kata.
"Sekarang lihat! Siapa yang bakalan disalahin sama manajemen JRB? Kita, kan?!" bentak Seeun.
"Gue cuman ngelakuin semua yang gue lakuin demi dia! Dia alasan gue bahagia dan gue ingin dia bahagia juga! Gue tahu dia ada masalah keluarga..." kata Jungwon.

Akhirnya Jungwon dan Sumin dkk. terlibat pertengkaran musikal, diiringi lagu WRS - "Llamame". Mereka bertengkar dengan nyanyian. Di tengah lagu, dia menari dengan Jihan.

(musik: WRS - "Llamame")

Akhirnya Sumin dkk. mengalah dan menerima tawaran ikut dengan Jungwon ke hutan. Mereka ikut hanya karena Jungwon mengatakan "manajer menyuruhnya untuk makan siang karena dia belum makan siang".

"OK, Won. Kita ikut lo. Kalo manajer ngomong apa-apa tentang lo dan JRB, jangan salahin kita, karena manajemen band lo yang akan nyalahin kita," kata Sumin. "Pegang tangan Jihan terus."
"Siap," kata Jungwon. "Ji, pegang tangan aku. Sepertinya aku ada firasat bakalan diomelin Lily," kemudian dia menatap Jihan dengan penuh kasih.

Sumin dkk. memang melindungi Jihan dan melarang Jungwon melakukan apa yang mereka sangka negatif. Menurut mereka, anak band biasanya menyusahkan jika sudah pacaran. Namun, kali ini mereka mengizinkan Jihan ikut Jungwon.

Sesampainya di hutan.

"Nah, ini dia! Lama banget, sih!" kata Lily dengan marah.

Belum sempat Jungwon menjelaskan yang sebenarnya, Sunghoon menasihati Jungwon tentang membagi waktu antara pacaran dan latihan band.

(musik: Ochman - "River")

"Won, nggak ada yang ngelarang lo untuk pacaran, kok. Cuman, sejak pacaran sama Jihan, lo jadi sering bolos latihan. Gue juga tahu, kok, bahkan satu Galar tahu Jihan ada masalah sama keluarganya. Tapi, sejak ada Jihan, yang di pikiran lo cuman Jihan, Jihan, Jihan. As if nggak ada orang lain yang bisa bikin lo bahagia sejak nyokap lo lewat, selain dia," kata Sunghoon panjang lebar.

Jungwon menahan marah.

"Look, Won. Gue tahu lo dan Jihan sama-sama bermasalah dan menyimpan kesedihan. Tapi acara Battle of the Bands udah deket, dan lo harus bisa buktiin ke kita kalo kita bisa menang tanpa lo mikirin Jihan," kata Soeun. "Yang nonton kita satu negara, ada yang langsung di venue, ada yang di TV," katanya lagi. "Tugas lo kan berat. Lo kan leader, harus bisa pegang amanah..."

Dinasihati itu malah Jungwon mengamuk sekarang. Dia memukul dan mendorong kelima rekan sebandnya, termasuk manajer. Yang parah dia menggigit Sieun, sang kibordis, dan mencakar Changwook, sang penabuh drum.

"Jungwon, kita bakalan ke Roma. Kita bahas permasalahan ini dengan Pak Bos. Kelakuan kamu sudah di ambang batas," kata Lily. "Pamit sementara sama pacar kamu yang bikin kamu kurang motivasi latihan itu."

Jungwon akhirnya menitipkan pesan untuk Jihan.

"Kalo lo emang nggak bisa jadi pacar yang baik buat gue, nggak usah ikut gue lagi. Balik aja ke Galar sama bokap lo yang psycho dan Hadi-Mirna yang prik," kata Jungwon. "Semua cewek sama aja."

Jihan syok.

"Tapi kita masih pacaran, kan?" kata Jihan. "Apa kata ayah aku soal ini?"
"Gue bilang gini karena gue cinta sama lo," kata Jungwon. "Sekarang jangan ganggu gue dulu!"

Bus berlalu ke Roma. Tiba-tiba, Sumin dkk. menoleh ke arah Jihan dengan penuh amarah dan dendam.

(musik: Vladana - "Breathe")

"Lo keterlaluan, Ji. Sejak pacaran sama Jungwon, lo jadi ngekhianatin kita terus," kata Sumin.
"Nggak ada yang ngelarang lo untuk pacaran, kok. Tapi, jangan bumbuin persahabatan kita dengan pengkhianatan," kata Yoon.

Jihan bertambah syok dan panik. Tiba-tiba napasnya sesak, dan bendungan air matanya jebol. Dia berlari kembali ke Turin dengan rasa bersalah.

"WOI! LO MAU KE MANA?! JANGAN LARI! KITA BELOM SELESAI BICARA, JI! BALIK SINI, SEJUTA TOPAN BADAI! BABON BULUKAN!" bentak Seeun ketika Jihan sudah benar-benar menghilang dari pandangan Sumin dkk.
"Sabar, Se. Nggak usah ngamuk," kata J.
"Ternyata dia biang kerok di balik kematian bokap gue," kata Seeun.

Sumin, Yoon, dan J tidak percaya apa yang dikatakan Seeun. Padahal, ayahnya meninggal dalam kecelakaan tunggal dan bukan pihak keluarga Jihan yang mengambil nyawa beliau. Paman dan kakeknya juga meninggal karena lain alasan. Namun, Seeun ogah membicarakan tentang hal ini selama ini. Dia akan membicarakan yang sebenarnya di bagian terakhir yang akan keluar bulan Mei nanti.

Di tengah pelariannya, Jihan semakin sesak napas. Dia akhirnya jatuh tersungkur ke tanah dan pingsan karena penyakit jantungnya kambuh lagi. Saat itu ibunya menemukannya sudah lemas tidak berdaya di tanah. Beliau membawa Jihan ke rumah sakit di Turin, dengan diantar mobil sewaan.

Sementara itu, di Roma.

(musik: Jeremie Makiese - "Miss you")

"Rupanya ibu saya meninggal sehari sebelum keberangkatan kami ke Italia untuk acara. Saya sedih karena saya punya pacar yang tidak bisa menemani saya saat pemakaman beliau karena tuntutan dari keluarganya," Jungwon menjelaskan semuanya. "Tetapi, sebagai leader JRB, saya bersedia menerima konsekuensi. Saya siap didepak dari band karena sering bolos latihan sejak pacaran dengan Jihan," lanjut Jungwon dengan tabah.

Pak Bos kagum akan kejujuran Jungwon. Di film, Pak Bos diperankan oleh Ethan Dobbs, YouTuber asal Amerika Serikat yang membahas Pokemon. (LUPA DIBAHAS)

"Saya kagum atas kejujuran kamu. Tidak ada yang melarang kamu untuk pacaran. Tetapi, ingat terus untuk membagi waktu antara latihan band dan pacaran. Acara tinggal sehari lagi. Kami ingin melihat pacarmu ada untuk mendukung. Dia pasti lucu dan menggemaskan. Walaupun, kamu harus membuktikan bahwa tanpa dukungan dari Jihan kamu juga bisa ikut merasakan kemenangan band di acara Battle of the Bands," kata Pak Bos. "Sekarang minta maaf ke band dan manajer karena mengecewakan dan menyakiti mereka," kata beliau lagi.

Jungwon menurut dan langsung meminta maaf, terutama kepada Sunghoon yang paling terluka. Jungwon dan Sunghoon memang lama bersahabat.

"Maafin gue, Hoon," kata Jungwon sambil memeluk Sunghoon.
"Gakpapa. Kita semua udah maafin lo, kok. Gue akan selalu di sini, ngebantuin lo ngelupain bayang-bayang Jihan sejenak," kata Sunghoon. "Jangan diulang lagi."

Singkat cerita, Brave Girls berhasil menggagalkan rencana jahat Michael Ben David. Namun, setelah menembaki Michael dengan anak panah penenang, Minyoung baru sadar... ternyata Michael adalah suaminya... yang artinya dia adalah ayah Sumin. Michael langsung dibawa ke rumah sakit yang sama dengan Jihan di Turin.

Jihan terbangun di rumah sakit setelah dua hari koma pasca operasi.

"Ma... Jihan di mana?" tanya Jihan. Itulah kata-kata pertama yang dia ucapkan. Bajunya diganti dengan pakaian khusus rumah sakit.
"Jihan... kamu udah bangun, Nak? Ini Mama," kata ibu Jihan.

Jihan tidak percaya dia berada dengan ibunya di rumah sakit.

"Jihan, maafin Mama. Mama waktu itu nggak percaya putri bungsu kesayangan Mama ada di Italia. Mama suka banget tiramisu... Mama rindu masakan unnie-mu..." kata ibu Jihan sambil menangis.

Dokter akhirnya mengizinkan Jihan pulang. Kondisinya sudah stabil untuk rawat jalan. Infus dicabut dari tangan Jihan. Walaupun kondisinya masih lemah, Jihan sudah bisa berjalan walaupun gontai.

"Mama gendong sampai rumah, ya?" kata ibu Jihan. Beliau khawatir Jihan masih kurang stabil untuk berjalan kaki sendiri.

Sesampainya di rumah ibu Jihan...

"Mama tahu segalanya dari Minyoung. Kamu mau meyakinkan Arin unnie untuk kembali tinggal dengan kita. Kamu adalah adik yang baik. Kamu cepat besar sekarang, mengerti kondisi keluarga. Kamu alasan keluarga kita selalu bahagia," kata ibu Jihan.
"Tapi bukannya Jihan terlalu cepat besar? Jihan nggak mau cepat besar. Jihan mau selamanya jadi bayi kecil Mama," kata Jihan kepada sang ibu.
"Jihan akan selalu jadi bayi kecil Mama, walaupun umur Jihan sudah 17 tahun," kata ibu Jihan.

Jihan mencium pipi ibunya. Dia memegang tangan ibunya. Halus dan lembut, seperti baru memakai lotion.

"Jihan sayang Mama," kata Jihan.
"Mama juga sayang Jihan," kata ibu Jihan.
"Nyanyi dong, Ma. Jihan kangen suara Mama kalo bobokin Jihan," pinta Jihan.
"No sweat," ibu Jihan menyetujui permintaan putri bungsu kesayangannya.

(musik: Cornelia Jakobs - "Hold me closer")

Itu adalah lagu tidur yang selalu dinyanyikan ibu Jihan untuk putri bungsunya sejak dia baru lahir sampai sekarang usianya 17 tahun.

Lain halnya dengan Michael keesokan harinya.

"Minyoung... aku tidak percaya kaulah yang menyelamatkanku dari kejahatanku... aku minta maaf... aku benar-benar buruk..." kata Michael kepada Minyoung.
"Tidak apa-apa. Kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja. Itu sudah kejadian 27 tahun lalu. Sekarang sudah saatnya insaf. Kejahatanmu tidak disengaja, tetapi kau sudah membahayakan banyak orang dengan zombie alien di Kerajaan Antah-Berantah. Sekarang kerajaan tersebut sudah dibangun kembali setelah aku, Yujeong, Eunji, dan Yuna menangkap mereka," kata Minyoung.

Minyoung dan Michael berpelukan.

"Aku mencintaimu, Minyoung," kata Michael.
"Aku juga, Mike," kata Minyoung.

Tiba-tiba, momen romantis mereka dikejutkan oleh pekikan dari luar ruang operasi.

"Papa!" ternyata Sumin, putri semata wayang mereka.
"Sumin?!" pekik Michael. Dia pun langsung memeluk Sumin. Matanya basah. "Oh, Sumin... anakku... maafkan Papa yang menghilang lama... Papa tidak sempat melihat kelahiran dan perkembanganmu. Kamu cantik sekali sekarang," kata Michael kepada Sumin, sesenggukan.
"Mike, Sumin menuduh Jihan berkhianat padanya dan teman-temannya. Sekarang Jihan masih pemulihan di rumah ibunya," kata Minyoung.
"Benarkah itu, Min?" kata Michael. Michael tidak pernah mengajarkan anaknya menuduh orang baik berkhianat. Jihan memang baik hati dan dikenal selalu menjaga amanah.

Sumin mengangguk dan mengakui sikap buruknya terhadap Jihan.

"Dengar, Sumin anakku. Papa tidak pernah mengajarkanmu menuduh anak baik seperti Jihan berkhianat. Dia rajin belajar dan menjaga amanahnya selalu," kata Michael menasihati putri tunggalnya.
"Sumin tahu, Pa. Kata-kata itu keluar dari mulut Sumin tanpa sengaja. Sumin ingin minta maaf ke Jihan. Seeun, Yoon, dan J juga," kata Sumin.
"As you should," kata Michael. Dia dan Sumin berpelukan lagi sambil menangis. Minyoung melihat momen romantis suami dan putrinya dari kejauhan. "Tidurlah dengan Papa siang ini. Papa sudah sehat dan baik hati lagi sekarang," kata Michael lagi sambil menggendong Sumin.

Michael masih kuat menggendong Sumin ke mana-mana.

Sorenya, Jihan bangun tidur dalam kondisi sudah segar bugar. Dia bergegas mandi dan berpakaian. Ketika membuka pintu, dia terkejut ketika melihat Sumin dkk. menatapnya dengan tatapan meminta maaf.

"Eh, elu. Bukannya lo berempat masih marah sama gue?" tanya Jihan.
"Kita bahas di ruang tengah," kata Sumin.

Sumin langsung mengajak Jihan berbincang di ruang tengah rumah ibunya.

"Ji, maafin kita. Kita tahu kita nggak sadar nuduh lo pengkhianat. Padahal... lo tahu Jungwon masih sedih ditinggal nyokap dia... dia emang sebutuh itu ama lo..." kata Sumin.

Jihan terdiam membisu.

"Michael ternyata bokap gue. Dia jadi jahat 27 tahun karena kecelakaan kerja yang menyebabkan kepribadiannya berubah. Setelah dirawat di rumah sakit, dia jadi baik hati dan nyuruh kita untuk minta maaf ke lo. Lo mau maafin kita?" kata Sumin. Dia masih ingin bersahabat dengan Jihan.
"Iya, gue maafin, kok. Lo sahabat gue selamanya, Min," kata Jihan sambil memeluk Sumin.
"Lo juga, Ji," kata Sumin membalas pelukan Jihan.

Tahu-tahu, Yoon memberikan sesuatu untuk Jihan sebagai tiket permintaan maafnya kepadanya. Ternyata baju ruang angkasa berwarna pink, warna yang sangat dicintai Jihan (perlu diingat bahwa bentuknya saja mirip pakaian luar angkasa yang dipakai anggota tim penyelamat luar angkasa Sersan Rowoon. Tidak ada helmnya). Eunji yang menjahitkannya untuk Jihan.

"Jihan... maafin kita, ya. Ini sebagai tiket permintaan maaf gue ke lo. Baju astronot. Nyokap gue yang jahitin," kata Yoon. "Pake, dong. Suka, nggak?" tanya Yoon kepada sahabat sejatinya, teman sebangkunya di kelas.

Bajunya pas dan terasa lembut di kulit Jihan.

"Suka banget! Thanks, Yoon," kata Jihan sambil memeluk Yoon.
"Iya, you're welcome, tapi... nggak usah peluk gue juga, kali..." pinta Yoon kepada Jihan untuk melepaskan pelukannya.

Jihan dkk. berpelukan.

"Karena kita udah sahabatan lagi, gimana kalo kita keliling Turin?" kata Seeun.
"AYO!" kata Jihan dkk. serempak.

(musik: We Are Domi - "Lights off")

Hari itu mereka akhiri dengan penuh cinta. Malamnya, mereka kembali berlatih pemandu sorak. Sampai Jihan pulang ke rumah ibunya, yang bersebelahan dengan tempat Sumin, mereka berjanji untuk tetap bersahabat.

Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Simak di bagian 5 yang akan keluar bulan Mei.
PERINGATAN SPOILER: Di sinilah puncak konflik cerita.

Tabik,
Yudhistira Mahasena

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun