Mendengar itu, si Kikir kontan iri. Dia meminta pegawainya untuk mencari burung kecil dan melukainya. Si Kikir berlagak baik hati menolong dan merawat burung itu, dengan imbalan semangka. Namun naas, ketika semangka itu telah masak, bukan bijih emas yang keluar ketika buahnya dipotong, melainkan lumpur hitam dan kotoran serba busuk yang bertumpahan mengotori lantai rumah, dinding, dan tubuh si Kikir. Dari dalam semangka itu juga keluar hewan melata yang menjijikkan. Bau yang keluar dari lumpur tak hilang berhari-hari hingga orang enggan berada di dekat si Kikir.
Moral dari cerita ini adalah, kita harus senantiasa dermawan kepada orang di sekitar kita dan jangan serakah. Karena akibat dari keserakahan bisa fatal dan berpengaruh kepada orang di persekitaran kita pula.
5. Pahlawan Nasional dari Kalimantan Barat
Raden Tumenggung Abdul Kadir Setia Pahlawan adalah salah satu pahlawan nasional dari Kalbar yang ditetapkan sebagai pahlawan pada tahun 1999. Beliau lahir di Sintang pada tahun 1771 dan wafat di Tanjung Suka Dua, Melawi pada tahun 1875. Beliau berperan teramat penting terhadap pengusiran penjajah Belanda dari Kerajaan Sintang.
Akhir hidupnya sangat tragis. Pada tahun 1875, pada usia 104 tahun, Raden Tumenggung ditangkap dan dipenjarakan di Benteng Saka Dua milik Belanda di Nanga Pinoh, Melawi, dan meninggal tiga minggu kemudian dalam penjara. Beliau merupakan satu-satunya pahlawan nasional Indonesia yang meninggal pada usia di atas 100 tahun.
KESIMPULAN:
Bersyukurlah jika Anda tinggal di Kalimantan Barat atau punya teman yang berasal dari Kalimantan Barat. Rakyatnya hidup berdampingan dengan alam dan toleran terhadap orang-orang yang berbeda agama atau suku dengannya. Itulah kerukunan dan sikap cinta alam yang sesungguhnya.
Di "A Musical Revolution 3: Field Trip Fiasco", Walikota Joost Klein menunjuk divisi Indonesia skuad perlindungan Bluebell City miliknya untuk mengasistensi Jiyoon dan Isa. Dan anggota asal Kalimantan Barat yang akan memimpin mereka adalah gadis 19 tahun asal Pontianak, Sharon Pangaribuan. Dia berdarah campuran Batak-Tionghoa dan berperang dengan menggunakan senjata mandau serta pintar seni bela diri Tai Chi. Orangtua Sharon pindah dari Jakarta ke Pontianak karena mereka berdua pindah tugas ke sana, dan Sharon lahir dan besar di Pontianak saat orangtuanya bekerja di sana.
Stay tuned! Episode berikutnya akan membahas Kalimantan Tengah.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H