Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pertengkaran di Bus

18 November 2017   18:33 Diperbarui: 18 November 2017   18:50 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Kamu harus mengusahakan ke Bicester!" kata perempuan itu lagi dengan suara meninggi.

"Saya bisa mengusahakan tujuan yang tak ada dalam list asal tidak jauh dari rute yang kita lalui. Inggris terlalu jauh dari sini."

"Saya tidak peduli. Pokoknya kita harus ke Bicester!" kata Ibu itu ngotot.

"Sekali lagi, maaf, Ibu. Inggris yang tidak termasuk dalam keanggotaan Schengen. Jadi kalau mau ke Inggris kita semua harus punya visa Inggris dan visa itu hanya bisa diurus di Jakarta," saya berusaha membuat ibu itu mengerti dan  menerangkan panjang lebar dengan suara sabar.

"Saya mau ke Bicester!!!" pekik perempuan itu. "Kamu harus bisa mengusahakannya, saya ini anggota DPR, Tauk!!!!"

Kali ini seluruh penumpang ribut. Hampir semuanya membela saya. Tapi Ibu DPR tetap tak mau mengalah. Dia langsung memaki-maki semua orang sambil menyebut pejabat anu lalu pejabat anu lagi. Tampaknya banyak sekali pejabat yang dia kenal.

Ciiiiit! Bus berhenti. Cara berhentinya mendadak sehingga hampir semua penumpang terjerunuk ke depan.

"Waaaa...!!!" Seluruh penumpang berteriak karena mengira bus akan tabrakan.

Torro menengok ke belakang ke arah rombongan lalu nyengir dan berkata, "Sorry. And welcome to Volendam."

Kami sudah sampai di Volendam. Tentu saja saya mengerti maksud Torro. Dia sengaja menginjak rem secara mendadak sebagai strategi untuk menyudahi kegaduhan tadi.  Dan saya pun tidak mau menyia-nyiakan momentum ini untuk meredakan suasana, "Bapak-bapak dan ibu-ibu, kita sudah sampai di Volendam. Silakan turun. Mari kita menikmati Kampung Nelayan yang tekenal ini."

Dan pertengkaran pun berhenti. Semua penumpang turun dan berpencar menuju tempat-tempat yang menarik buat mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun