Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Munchen, Di Kota Indah Ini Saya Menangis

5 November 2017   01:05 Diperbarui: 5 November 2017   03:37 3778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Marienplatz, Jerman (Foto: Pixabay/designerpoint)

Dan secara menakjubkan dan hanya dalam sekian menit pemahaman tersebut dijungkirbalikkan oleh trainer ini. Kata melayani dan pelayan ternyata memiliki perbedaan seperti bumi dan langit. Bahkan 'melayani' juga adalah sesuatu yang dilakukan oleh Sang Pencipta. 

Saya adalah seorang pemikir (thinker). Sebagian besar hidup, saya jalani dengan merenung dan berpikir. Setelah mencapai usia sampai setua ini, baru kali ini saya mendapat pencerahan yang sangat berharga. Saya baru menyadari bahwa kata'melayani' ternyata adalah rahasia hidup. 

Saya baru menyadari sedalam-dalamnya ternyata hakikat hidup itu adalah melayani. Tuhan melayani umatnya, Presiden melayani rakyatnya, pengusaha melayani karyawannya, pedagang melayani pelanggannya, dokter melayani pasiennya, guru melayani muridnya, suami melayani isterinya, isteri melayani suaminya. Begitu juga sebaliknya.

Setiap orang harus saling melayani satu sama lain. Dengan melayani, kita akan membahagiakan orang lain.  Pada saat orang berbahagia karena kita, maka di situlah kebahagiaaan kita sendiri akan diperoleh.

Saya terharu bukan main atas pemahaman hidup ini. Tanpa terasa air mata turun membanjiri pipi. Alangkah luar biasanya pelajaran hari ini. Terima kasih Tuhan. Terima kasih Pak Ricardo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun