Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Munchen, Di Kota Indah Ini Saya Menangis

5 November 2017   01:05 Diperbarui: 5 November 2017   03:37 3778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Marienplatz, Jerman (Foto: Pixabay/designerpoint)

"Maksudnya bagaimana, Mister?" tanya seseorang lagi.

"Kalau kalian melihat makanan yang berantakan dengan warna hitam terkesan kotor, kita cenderung menghakimi bahwa makanan tersebut pastilah tidak enak. Dari penampilannya saja terlihat tidak menarik,"

Kami semua terdiam.

"Padahal yang berhak menilai rasa makanan itu enak atau tidak bukanlah mata, tapi lidah!"

"Oooooo..." kami semua mulai mengerti arah omongan trainer itu.

"Bagaimana bisa mengatakan sebuah makanan itu enak atau tidak kalau lidah kalian tidak pernah mencicipinya sama sekali?"

Kami terdiam kembali.

"Tapi itu adalah sebuah fakta bahwa mata juga bisa menilai tentang rasa..."

Kami masih terdiam.

 "Jadi telinga juga seharusnya bisa mendengar dari suara kalian apakah kalian sedang tersenyum atau tidak ketika sedang berbicara".

Kami masih menunggu omongan trainer tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun