Dulu saya pernah kursus bahasa perancis di Centre culturel Francais, Jl. Salemba No. 25 Jakarta. Ketika itu, buku yang dipakai berkisah tentang sepasang kekasih bernama bernama Pierre dan Mireille. Pierre tinggal di La place de la bastille sementara rumah Mireille di 6 Rue, Monmartre. Semua murid sangat terkesan dengan kisah cinta mereka sehingga setiap ada yang pergi ke Paris mereka sengaja datang untuk mencari tau di mana rumah tempat tinggal pasangan itu.
Waktu pertama kali ke Perancis, saya juga melakukan hal yang sama. Setelah sampai di sana ternyata rumah Pierre dan Mireille cuma rekaan saja. Place de la Bastille adalah sebuah alun-alun di mana terdapat sebuah penjara bersejarah. Sementara rumah Mireille?Â
Sekarang ini, saya sedang berada di Montmartre, sebuah distrik yang berada di atas bukit yang juga bernama Monmartre. Berbeda dengan pusat kota Paris, di sini semuanya jauh dari kesan metropolitan. Suasananya terasa sangat klasik, antik dan romantis.Â
Saya berjalan-jalan sendirian di Place du Tetre. Place du Tetre adalah sebuah alun-alun kecil yang mengingatkan saya pada Pasar Seni Ancol. Di sini banyak sekali pelukis yang membuka stand dan memajang lukisannya untuk dijual pada turis. Banyak orang  menyebut tempat ini sebagai Kampung Seniman. Hal ini bisa dimaklumi, konon katanya banyak seniman-seniman besar pernah tinggal di sini, antara lain Pablo Picasso, Vincent Van Gogh, Salvador Dali dan Renoir.
Di sebuah sudut, saya melihat seorang perempuan sedang diwawancara oleh reporter televisi, entah dari televisi mana. Melihat perempuan eksotis yang sedang diinterview tersebut saya terpaku, rasanya saya pernah mengenalnya. Setelah berpikir sejenak, saya menyadari bahwa perempuan cantik itu adalah Anggun, seorang penyanyi Indonesia yang sekarang sudah menjadi warga negara Perancis.
Melihat orang yang mewawancara seperti orang melayu, saya berkesimpulan bahwa reporter itu juga orang Indonesia dan besar kemungkinan berasal dari stasiun TV Indonesia juga. Dari kejauhan saya memotret mereka lalu melangkah meninggalkan tempat itu.
Montmartre adalah tempat yang menyenangkan untuk berjalan-jalan. Di sekitar alun-alun terdapat bangunan tua, resto dan cafe yang bergaya klasik. Semuanya terlihat artistik melengkapi julukan Place Du Tetre sebagai Kampung Seniman.Â
"Mademoiselle!" Terdengar suara memanggil.
Saya menengok ke arah suara tadi dan melihat seorang anak muda memandang ke arah saya sambil tersenyum. Di depannya terdapat sebuah kanvas dengan peralatan melukis lainnya.Â
"Moi?" tanya saya sambil menunjuk diri sendiri.
"Oui. Vous, Mademoiselle?" katanya lalu berjalan menghampiri saya.