Mohon tunggu...
Yossie Fadlila Susanti
Yossie Fadlila Susanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik PAUD

Travelling susur tempat bersejarah seperti candi-candi peninggalan nenek moyang, bangunan kuno, dan mengulik sejarahnya adalah hal yang sangat saya sukai disamping profesi sebagai pendidik anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ibu Tangguh dan Ketiga Putrinya

2 Mei 2023   17:46 Diperbarui: 21 Maret 2024   21:49 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Freepik

            "Baiklah, kalau begitu, biar kami semua ikut mengantar Ibu kontrol ya, lalu Rabu nya kami berangkat, " ucap Astri seakan tak tega meninggalkan Ibunya. Ia memang yang paling manja di antara kami bertiga. Jadilah, hari Selasa kami berombongan mengantar Ibu ke rumah sakit untuk kontrol. Intinya, waktu sesempit apa pun kami manfaatkan untuk bisa bersama. Selesai kontrol, Astri dan Mbak Nanda kembali ke rumah masing-masing untuk bersiap-siap berangkat esok hari.  Dan aku yang menemani Ibu di rumah. Aku bisa memahami perasaan Ibu, jika tiba-tiba kami semua harus pulang ke rumah masing-masing, rasanya seperti makpyuung ...!! Bak berada di ruang hampa tiba-tiba. Pasti rasanya nyeseg di dada.

            Rencana rute yang di tempuh adalah ke Semarang untuk naik pesawat menuju  Jakarta. Setelah rehat sejenak di rumah Mbak Nanda yang di Jakarta, kemudian menuju ke bandara sekitar pukul 22.00, karena jadwal penerbangan ke Amsterdam, Belanda adalah pukul 23.25 wib.  Dari kota Amsterdam ke Den Haag,  hanya berjarak sekitar 60 Km, jadi mereka cukup naik mobil. Kebetulan ada saudara dari suami Mbak Nanda yang akan menjemput di bandara.

             Tiba hari keberangkatan, aku, Ibu dan Mbak Dinda, mengantar Mbak Nanda dan Astri hanya sampai di Bandara Ahmad Yani, Semarang. Ibu sudah tidak sanggup untuk melakukan perjalanan jauh.

            Ibu, terlihat bahagia sekali saat itu. Sesekali aku mencuri pandang wajah Ibu yang tampak sumringah melepas kedua putri dan keluarganya ke Belanda.

            Dan entah mengapa, justru aku yang tak mampu menahan derai air mata saat melihat Ibu saat itu.

            "Sudah, sudaah ... usap air matamu Nduk, Ibu bahagia melihat kalian kok, Ibu bangga kepada kalian, Putri-putri Ibu yang hebat," tiba-tiba Ibu menoleh ke arahku, beliau melihat lelehan air mata di pipiku. Ibu segera mencium dan memelukku erat, eraatt sekali. Seolah tak mau melepaskanku.

            "Terima kasih Ya Allah, atas semua karunia yang telah Engkau berikan kepada kami hingga saat ini, Engkau berikan kami Bapak dan Ibu yang luar biasa. Ya Rabb, limpahkanlah kesehatan, kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat untuk Ibu, Ammin ...," gumamku lirih menahan sesenggukan dan terus memegangi tangan Ibu. Ibuku yang tangguh yang telah membesarkan kami dan terus mendoakan kami tanpa pernah mengeluh sedikit pun!

            Dari Abu Hurairah RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW sebagai berikut,

:

            Artinya: "Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Kemudian ayahmu.'" (HR Al Bukhari dan Muslim).

~ Yfs ~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun