Mohon tunggu...
Yossie Fadlila Susanti
Yossie Fadlila Susanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik PAUD

Travelling susur tempat bersejarah seperti candi-candi peninggalan nenek moyang, bangunan kuno, dan mengulik sejarahnya adalah hal yang sangat saya sukai disamping profesi sebagai pendidik anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dari Lemet Turun ke Hati

7 April 2023   15:30 Diperbarui: 7 April 2023   18:58 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : food.detik.com

            “Tapi kan dia belum pernah bertemu aku Mbakyu? Terus gimana dia tahu tentang aku?” Maryam makin penasaran.  Mukanya makin merona. Sepertinya belum pernah ia merasakan, apa yang dia rasakan saat ini. Dan ia tak tahu, mengapa dadanya berdebar-debar tiap kali Yu Partinah menyebut nama Mas Tarjo.

            “Sik to, sabar Dik, sabar .... Jadi Mas Tarjo itu sebenarnya sudah dari awal Ramadan datang ke desa kita. Tiap hari dia juga datang ke masjid At Taqwa untuk shalat tarawih,”

            “Terus ...,” Maryam tak sabar. Ia benar-benar menghentikan pekerjaan memarutnya, demikian juga Yu Partinah.

            “Ingat ndak ketika Dik may membawa lemet untuk anak-anak TPQ buka puasa di awal ramadan dulu?” tanya Yu Partinah. “Waktu itu, Si Erika, anak ragilnya Bu Mar yang ikut ngaji di masjid membawa pulang beberapa bungkus lemet buatanmu, dan Mas Tarjo ikut kebagian mencicipi, dia bertanya dari mana Erika mendapatkan lemet seenak ini,” imbuh Yu Partinah.

            Ternyata dari Erika-lah Mas Tarjo mengetahui semua hal tentang Maryam, bahwa Maryam adalah seorang guru Paud yang juga Usradzah di TPQ At Taqwa tempat Erika menjadi santrinya.

            Dan tanpa sepengetahuan Maryam, diam-diam Mas Tarjo sering mengawasi Maryam dari jarak jauh. Itulah yang dirasakan Maryam akhir-akhir ini. Ada seseorang yang sedang mengawasinya!

            Satu-satunya kesempatan Mas Tarjo untuk melihat langsung Maryam dari dekat adalah saat shalat tarawih. Tapi Mas Tarjo hanya bisa melihat dari jauh, tanpa berani menyapanya.

            Mendengar penjelasan Yu  Partinah, Maryam akhirnya tahu, bahwa Mas Tarjo-lah yang mengawasinya selama ini. Maryam mematung, dia tahu harus berkata apa, ia merasa wajahnya memerah. Dan akhirnya senyumnya tersungging bercampur rasa malu. Malu karena baru kali ini dia merasa ada yang berbeda.

            “Dik, Dik May, kamu kenapa?” wajah Yu Partinah jadi khawatir campur bingung melihat Maryam yang tiba-tiba nampak jadi salah tingkah di hadapannya.

            “Mbakyu, aku rampungin bikin lemetnya dulu ya, masalah ini, nanti malam kita lanjutkan setelah shalat tarawih,” kata Maryam berusaha mengalihkan pembicaraan.Dia tak ingin Yu Partinah melihatnya sebenarnya tersipu malu. “Kalau ndak selesai, nanti sore anak-anak ndak jadi buka puasa sama lemetku dong,” canda Maryam sambil tertawa.

            “Anak-anak atau ... ehm ... ehm ...,” Yu Partinah menggoda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun