"Mashaallah, cantiknya," ucap Maya terkagum-kagum.
"Oh ternyata di sini to Yah? Dekat sekolah Kakak dong ..." kata Anisa.
"Iya cantik, Ayah sengaja memilih tempat yang dekat dengan sekolah Kakak, supaya Kak Bimo bisa segera menyusul ke sini," ujar Ayah.
"Mah, Bimo sudah di kabari?" tanya Pak Bram kepada istrinya.
"Sudah Yah, sudah aku WA barusan. Paling sebentar lagi dia ke sini," jawab Maya.
Usai menyerahkan daftar menu yang dipesan pada Mbak waitress, Maya berniat jalan-jalan mengelilingi lokasi resto sebentar sembari menunggu tibanya waktu berbuka. Pak Bram asyik membuka gadgetnya dan memilih untuk menunggu waktu berbuka di tempat.
"Ayo sayang, kita jalan-jalan, masih ada waktu kurang lebih 30 menit lagi sebelum buka," ucap Maya pada Si kembar. Mereka segera menyambut ajakan mamanya. Sesekali mereka selfi atau saling bergantian mengambil foto.
"Mah, lihat itu Kakak," ucap Amina sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah Bimo yang sedang berjalan. Seorang pemuda tampan berusia 17 tahun mengenakan baju koko lengan pendek warna biru muda berjalan di koridor resto.
"Kak, sini ....," Amina melambaikan tangannya untuk memberi tanda. Sesaat kemudian adzan magrib telah berkumandang. Pertanda tiba waktunya berbuka. Mereka bergegas kembali ke meja yang telah mereka pesan. Sajian aneka makanan dan minuman yang menggugah selera membuat Amina hampir lupa membaca doa berbuka puasa.
"Eits ... berdoa dulu sayang," ucap Ayahnya. Kali ini Ayah meminta Amina untuk memimpin doa berbuka puasa.
Ayah mengingatkan untuk segera membatalkan puasa dengan seteguk air dan beberapa buah kurma Tunisia yang sudah mereka pesan. Kemudian mereka sepakat untuk melaksanakan shalat magrib bergantian, sebelum menyantap makanan utama. Ayah dan Kak Bimo terlebih dulu pergi ke mushala yang disediakan oleh resto. Disusul Maya dan Si kembar Anisa dan Amina.