Ketenangan di suatu kompleks perumahan tiba-tiba hilang di saat dua murid sekolah yang membuat keributan karena akan terlambat ke sekolah.
"Tunggu aku, Fin!" sebut salah satu di antara kedua murid itu, namanya Noah. Finn, sahabatnya yang sudah berada jauh di depan itu hanya terkikik dan mengayuh sepedanya semakin kencang.Â
"Noy! Kayuh sepedanya yang kenceng dong!" balas murid bernama Finn itu. Finn memang sering memanggilnya Noy, katanya sih biar mudah dipanggil.Â
Sifat mereka berdua memang bertolak belakang. Finn terkenal ceria dan memiliki banyak teman, istilahnya dia adalah mood-maker di kelas. Sedangkan Noah, ia hanya anak introvert dan pemalu yang hanya mengikuti Noah kemana-mana.
Karena perbedaan itu, bukankah mereka  berdua akan saling melengkapi? Lukisan akan terasa hambar jika hanya memiliki satu warna, maka para seniman akan memberi warna yang bertolak belakang untuk memperindah lukisannya, istilahnya "estetika". Finn akan membantu Noah dalam berkomunikasi dengan teman-temannya, sedangkan Noah akan membantu Finn dalam tugas-tugas sekolahnya.
Beruntungnya, saat mereka tiba di sekolah. Pagar sekolah masih terbuka yang berarti mereka tidak terlambat, atau mungkin 'hampir terlambat'. Mereka segera masuk ke kelas dan duduk di kursi mereka masing-masing, kebetulan mereka berdua duduk sebangku. Tak lama kemudian, bel pun berbunyi dan setelah itu Bu Sarah pun masuk ke dalam kelas mereka. Pelajaran pun dimulai seperti biasa.
"Teeettttt!!!!!" Bel istirahat pun berbunyi.
Bu Sarah pun segera menutup pelajarannya lalu pergi meninggalkan kelas. Finn segera berdiri untuk bersiap ke kantin. Memang kantin adalah tempat favoritnya, banyak makanan yang bisa dibeli di sana, es krim, jeli, gorengan, dan lain-lain.Â
"Noy, ke kantin yuk.." tidak lupa ia mengajak sahabat karibnya, tetapi Noah hanya menggeleng.
"Eh? Kok enggak?" Tanya Finn penasaran.
"Aku lagi puasa, Fin. Kamu duluan aja," jawab Noah.