Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Paradoks Sepak Bola Era Industri

11 Juli 2024   06:52 Diperbarui: 12 Juli 2024   08:37 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada lagi nilai universal yang benar-benar inklusif, seperti yang selama ini digembar-gemborkan, karena untuk bisa menontonnya di televisi saja harus membayar, dengan harga yang makin lama makin mahal.

Ironisnya, realita khas sepak bola era industri seolah menegaskan, idiom "created by the poor, stolen by the rich" benar adanya.

Industrialisasi memang memajukan aspek bisnis dan menyempurnakan aspek teknologi, tapi kurang memanusiakan manusia, karena atlet dituntut "kerja keras bagai kuda" sementara masyarakat (dalam hal ini suporter) lebih banyak dilihat sebagai pembeli atau pelanggan.

Miris. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun