Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Drama" di Kompasiana dan Napak Tilas Perjalanan

13 Agustus 2021   04:45 Diperbarui: 13 Agustus 2021   23:20 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai penulis amatiran yang kadang absen mendapat K-Rewards, pendapatan saya secara material di sini mungkin cuma seiprit dibandingkan sang juara satu. Tapi, apa yang sudah saya dapat jauh melebihi nilai rupiah yang tercantum di akun saya.

Saya masih ingat betul, bagaimana K-Rewards yang dulu saya dapatkan rutin saya kumpulkan, untuk modal berangkat merantau ke Jakarta sendirian.

Jumlahnya tak seberapa, tapi terkumpul lebih dari cukup, saat digabungkan dengan pemasukan dari pekerjaan tulis-menulis di tempat lain.

Sebuah usaha yang terlihat remeh, tapi hasilnya sungguh menggembirakan. Apalagi, semua itu berawal dari menulis di Kompasiana.

Di luar itu, saya juga mendapat banyak relasi, pengalaman, dan diterima dengan baik, terlepas dari kondisi fisik saya. Semua itu, terutama yang disebut terakhir, nilainya sulit diukur dengan angka.

Jadi, membanggakan angka jelas bukan sesuatu yang pas. Kita memang butuh uang di zaman sekarang, karena idealisme kadang lupa memberi makan, tapi, jika konteksnya adalah menulis, itu lain urusan.

Setiap orang punya cerita dan perjalanan masing-masing, Tak bisa dibandingkan secara apple to apple.

Saat "drama" seperti ini terjadi, mungkin inilah saatnya kita kembali bertanya, apa tujuan kita menulis. Jika jawabannya adalah "demi idealisme" atau "demi cuan", tak ada yang salah, semua benar sesuai porsinya, begitupun jika semua jadi jawabannya

Saat tujuannya sudah teridentifikasi, kita perlu bertanya lagi, sebagai siapa kita menulis di sana. Apakah sebagai diri sendiri, atau sebagai ego kita.

Kalau kita menulis sebagai diri sendiri, tentunya kita tak akan mau buang waktu menjelekkan tulisan dan capaian orang lain, karena fokus bereksplorasi. Kalaupun terpaksa dilakukan, itu hanya dilakukan jika memang ada yang salah. Bentuknya berupa masukan konstruktif, bukan hujatan atau caci-maki.

Dari sinilah, kita bisa lebih berkembang, berkelanjutan, bahkan memberi dampak positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun