Terkait dengan pemudik sepeda motor, Kementerian Perhubungan dan dinas/pihak terkait, harapannya bisa melakukan survey pendataan faktor dominan yang mempengaruhi pemudik menggunakan sepeda motor, baik wilayah Jawa maupun Luar Jawa. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa sepeda motor bukanlah moda transportasi yang layak untuk perjalanan jauh, seperti mudik lebaran. Namun faktanya, peminatnya masih cukup banyak, terutama daerah yang tidak tercover program mudik gratis.
Survey bisa dilakukan secara online maupun offline, disertai dengan memberdayakan instansi/perusahaan tempat pemudik bekerja. Hasil survey ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk penentuan program atau kebijakan, yang bukan hanya berdampak jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.
Tips Untuk Pemudik Sepeda Motor Yang Belum Mendapatkan Kesempatan Mudik Gratis KemenHub.
Populasi sepeda motor di Indonesia mencapai 92,976 Juta unit di tahun 2014 (sumber data BPS). Sebagian masyarakat sangat mengandalkan sepeda motor untuk mendukung berbagai aktifitasnya, artinya sepeda motor adalah alat transportasi utama. Hal itu tentu bukan tanpa alasan, mengingat alat transportasi umum masih terbatas, baik keterbatasan aspek kuantitas, kualitasn, trayek dan jam operasional. Termasuk kondisi transportasi umum di pedesaan, yang banyak menjadi tujuan mudik. Berbagai kondisi tersebut berpotensi menjadikan sepeda motor sebagai alat transportasi mudik lebaran.
Meskipun telah dianjurkan untuk tidak menggunakan sepeda motor untuk mudik karena alasan kelayakan kendaraan dan keselamatan, sebagian masyarakat tidak punya pilihan lain. Apalagi, jangkauan dan kuota mudik “Selamat, Aman dan Nyaman serta Gratis” dari KemenHub masih terbatas. Artinya, jumlah pemudik sepeda motor masih akan tetap banyak.
Pemudik sepeda motor mandiri yang belum mendapat kuota mudik tersebut, harus tetap mengedepankan faktor keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Agar tujuan mudik dapat tercapai dan bisa kembali lagi dengan selamat. Untuk itu, berikut ini ada berbagai tips yang mungkin bermanfaat untuk pengendara sepeda motor, baik saat arus mudik maupun arus balik:
[1.Pastikan Kondisi Tubuh Dalam Keadaan Sehat]
Tips pertama ini sebenarnya sangat umum, bukan hanya untuk pengendara sepeda motor dan saya yakin pemudik sudah memahaminya. Tetapi, tradisi mudik terkadang membuat calon pemudik mengabaikan kondisi kesehatannya. Mungkin calon pemudik sudah menyadari bahwa kondisi tubuhnya kurang “fit” seratus persen. Namun, karena sudah terlanjur janji akan mudik pada hari dan jam tertentu, janji dengan rekan mudik atau keluarga di kampung halaman), maka memaksakan tetap memaksakan berangkat.
Jangan ragu untuk mengundurkan jadwal mudik jika memang kondisi badan kurang sehat. Mengendarai sepeda motor untuk perjalanan jauh, membutuhkan fisik yang prima dan penuh konsentrasi. Menunda mudik tidak akan terlalu mengecewakan keluarga yang akan didatangi. Ingat bahwa tujuan mudik adalah untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga di kampung halaman, bukan di Rumah Sakit. Tidak bermaksud untuk menakut-nakuti, tetapi memaksakan mudik sepeda motor dalam keadaan tubuh yang kurang sehat, dapat mengurangi konsentrasi dan performa berkendara. Salah satu akibat dari itu adalah terjadinya kecelakaan, yang bisa membuat pemudik “mampir” ke Rumah Sakit.
[2. Pastikan Sepeda Motor Dalam Keadaan Prima]
Pemilik sepeda motor seyogyanya memang memahami karakter dan teknologi sepeda motornya. Namun, faktanya tak sedikit yang belum mengetahui/memahami teknologi pada sepeda motor. Bagi yang memahami, mungkin akan memeriksa dan merawat sendiri “kesiapan” sepeda motornya sebelum dibawa perjalanan jauh. Bagi yang belum memahami, serahkan pemeriksaan dan perawatan sepeda motor pada bengkel yang terpercaya. Mintalah bengkel untuk melakukan “Tune Up” atau Service sepeda motor Anda. Tune Up ini tujuannya untuk mengembalikan performa sepeda motor pada kondisi optimal, seperti saat pertama digunakan. Meskipun performanya tidak 100% sama dengan saat pertama dibeli dari diler, setidaknya bisa mendekati.