Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bedanya Bubur Manado dengan Bubur NTT

10 Oktober 2024   21:55 Diperbarui: 10 Oktober 2024   21:59 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sumber foto Kompas.com

Untuk pertama kalinya saya menikmati bubur Manado di sebuah Depot Manado di Jalan Kaliurang Km. 6, Sleman, Yogyakarta. Awalnya saya tak suka. Namun setelah mencoba semangkok kog jadi pingin nambah lagi pada keesokan harinya. Maka, jadilah menu harianku, setiap pagi makan bubur Manado. Ya kebetulan waktu itu, saya ngekos pas di Depot Manado itu. 

Tulisan ini mencoba mengenang kembali saat-saat indah pada tahun 2003-2005 ketika saat itu sedang berada di kota Gudeg Yogyakarta. Sebagai anak kos berusaha mencoba berbagai makanan yang ada yang bisa disantap, tentu saja yang sesuai dengan keadaan isi dompet.

Bubur dan Sejarahnya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bubur adalah makanan lembek dan berair yang dibuat dari beras, kacang-kacangan, dan sebagainya yang direbus.

Tidak ada yang tahu persis sejak kapan bubur menjadi makanan mulai menyatu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat NTT. 

Menurut Paul Freedman dan Koo Siu Ling dalam bukunya berjudul "Budaya dan Kuliner: Memoar tentang Dapur China Peranakan Jawa Timur" (2019), budaya mengonsumsi bubur ini merupakan warisan kuliner Tionghoa. Kebiasaan sarapan bubur yang dilakukan oleh orang Tionghoa di negeri asalnya dan perantauan merupakan bukti bahwa bubur merupakan kuliner khas Tionghoa. (Kompas.id,11/8/2023)

Ibu Mertuaku seorang keturunan Tionghoa pernah bercerita bahwa banyak orang Tionghoa memilih untuk makan bubur (maaf bukan hanya pagi hari!) untuk berhemat, karena memang pada waktu itu masih sangat susah. Tapi justru dari berhemat itu, saat ini banyak orang Tionghoa menjadi orang berada.

Secara umum, hampir disetiap wilayah mengenal bubur. Orang Nusa Tenggara Timur, termasuk di Timor juga mengenal bubur, tetapi bubur yang sangat terkenal adalah Bubur Manado.

Bubur Manado merupakan salah satu comfort food Manado yang mudah dibuat sendiri. Sebab konon umumnya orang Manado memiliki kebun di pekarangan rumah sendiri. Maka mereka biasanya mengambil sayur-sayuran seperti daun bayam, kangkung, ubi, labu, daun lelem atau daun gedi dari pekarangan rumah itu.

Tapi maaf saya sendiri tidak bisa membuat bubur Manado. Saya hanya termasuk penikmat Bubur Manado yang tentu saja karena enak.

Bubur Manado atau biasa disebut Tinutuan merupakan salah satu menu sarapan yang sangat menyehatkan, karena memakai banyak campuran sayuran hijau dan labu yang tentu saja sangat kaya dengan nutrisi yang mudah dicerna dan bisa memberi pasokan energi segera pada pagi hari.

Karena itulah mengapa saya memilih makan bubur Manado pada pagi hari, karena kebiasaan kami di rumah (Timor) sewaktu kami masih kecil, biasanya pada pagi hari kami makan/sarapan bubur, tapi bukan bubur Manado. 

Tentu saja ada perbedaan antara bubur yang biasa kami makan di Timor dengan bubur Manado yang saya nikmati di Depot Manado, Jalan Kaliurang Km.6 hampir sepuluh tahun silam.

Sangat kebetulan sekali yang menjual bubur Manado itu adalah ibu kosku. Apalagi saya sangat dekat dengan ibu kos. Sesekali saya juga kepingin tahu apa itu bubur Manado.

Cara masak bubur tentu sama, baik yang di Timor maupun bubur Manado. Bubur dimasak tanpa tambahan minyak. Semuanya direbus dan dinikmati segar. 

Bubur Manado biasanya memakai sedikit beras, sebagai sumber karbohidrat kemudian ditambahkan ubi kuning atau labu kuning dan jagung manis. Semuanya dimasak sampai lembut atau dalam bahasa Timor bilang 'sampai noe.'

Dan sebagai lauk pelengkapnya berupa ikan teri asin atau jambal roti yang digoreng kering. Ada juga sambal cabe rawit merah dan jeruk limau. Bubur Manado ini paling cocok dimakan hangat sebagai penambah stamina.

Bubur Manado biasanya disajikan dalam mangkuk besar dan dihiasi dengan potongan sayuran segar, daun kemangi, dan bawang goreng.

Manfaat Bubur  (Manado dan NTT)

Dari ibu kosku yang adalah seorang Manado, saya mendapat banyak cerita tentang cara memasak hingga manfaat dari  bubur baik bubur Manado maupun bubur NTT bagi kesehatan, antara lain:

1.   Bubur Manado kaya gizi:

Bubur Manado mengandung banyak nutrisi, seperti protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin C, kalsium, kalium, fosfor, dan         tembaga.

2.   Baik untuk mencegah stunting: 

Bubur Manado dapat membantu mencegah stunting.

3.   Memperkenalkan rasa sayuran kepada janin: 

Ibu hamil yang sering mengonsumsi bubur Manado dapat memperkenalkan rasa sayuran kepada janin yang ada dalam kandungannya sehingga ketika lahir nanti anak akan suka makan sayur-sayuran hijau.

4.   Baik untuk penglihatan: 

Zat antioksidan yang ada dalam bubur Manado dapat membantu mencegah masalah penglihatan seperti mata buram dan katarak.

5.   Mengurangi nyeri saat jelang menstruasi: 

Fitokimia yang ada dalam kemangi dapat membantu mengurangi keluhan nyeri saat jelang menstruasi.

6.   Membantu proses metabolisme tubuh: 

Asam oksalat (senyawa kimia organik) dalam bubur Manado dapat membantu proses metabolisme tubuh.

Apa Keunikan Bubur Manado dari Bubur  NTT?

Keunikan Bubur Manado terletak rasa pedas dan kombinasi beragam bahan masakannya. Karena itulah maka Bubur Manado menjadi salah satu hidangan yang paling terkenal di Indonesia. 

Bubur Manado adalah perpaduan yang sempurna antara berbagai jenis sayuran segar yang diolah dengan bumbu pedas dan rempah-rempah yang khas.

Ilustrasi bubur NTT /floresku.com
Ilustrasi bubur NTT /floresku.com

Sedangkan Bubur NTT atau Timor adalah makanan sehari-hari, yang dimakan bukan hanya pada saat sakit atau hanya pagi hari.

Tidak semua bubur NTT terbuat dari beras. Di beberapa wilayah, sebagian warga mencampurkan umbi-umbian, kacang-kacangan, dedaunan, dan sedikit daging. Bahkan kadang-kadang, orang NTT (Timor) lebih suka memakan bubur panas dengan menambahkan sedikit minyak (lemak) sapi atau babi.

Selama ini orang berpikir bahwa bubur hanya sebagai makanan orang sakit karena teskturnya yang lembut dan berair sehingga mudah ditelan. Pada hal sebenarnya tidak perlu ada waktu khusus untuk menikmati semangkuk bubur. 

Sebab bubur masih sama enaknya disantap dalam kondisi sehat ataupun sakit. Di Nusa Tenggara Timur, bubur justru diyakini sebagai hidangan yang menyehatkan karena kandungan gizinya yang komplit.

Nah, di sinilah bedanya Bubur Manado dan bubur yang dibuat oleh para mama di NTT. Bubur NTT (Timor) umumnya sangat luwes, bisa disantap untuk sarapan, makan siang, ataupun makan malam.

Semoga Bermanfaat. Terimakasih. 

Atambua, 10.10.2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun