Paus mengatakan: "Budaya membuang makanan membuat kita kehilangan sensitifitas. Kebiasaan ini sangat menjijikkan di saat banyak orang dan keluarga di seluruh dunia masih kelaparan dan kekurangan gizi."
"Dulu, nenek moyang kita sangat berhati-hati terhadap makanan dan tak pernah menyisakan makanan yang disantap. Konsumerisme membuat kita terbiasa melihat sisa makanan yang dibuang, yang menurut kita tak bernilai. Maka membuang makanan itu tak ubahnya dengan mencuri makanan dari meja orang miskin dan kelaparan".
3. Â Â Organisasi Pangan Sedunia (WTP)
Berdasarkan data yang disampaikan Organisasi Pangan Sedunia (WTP) bahwa setiap tahun ada sebanyak 1,3 miliar sisa makanan dibuang begitu saja. Jumlah tersebut sama dengan sepertiga dari jumlah makanan yang diproduksi dunia selama satu tahun. Untuk itu WTP pada Hari Keamanan Pangan Sedunia tahun 2024 menghimbau masyarakat dunia untuk memperhatikan 6 (enam) hal berikut:
Satu: Meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah tentang pentingnya keamanan pangan.
Dua: Mendorong kolaborasi antara berbagai pihak untuk berbagi pengetahuan, praktik baik, dan sumber daya.
Tiga: Â Mendidik konsumen tentang cara menangani makanan dengan aman.
Empat: Mendukung pembangunan ekonomi dengan memfasilitasi perdagangan dan akses pasar untuk produk pangan.
Lima: Mendorong inovasi dan perbaikan dengan mengembangkan teknologi dan praktik baru yang meningkatkan keamanan pangan.
Enam: Memperkuat sistem keamanan pangan.
***
Kematian DMS  memberikan pembelajaran tersendiri kepada kita "Mengapa  di sekitar kita masih ada yang kelaparan hingga kehilangan nyawanya" sementara kita yang lain mengalami kelebihan makanan sampai menyisakan makanan di piring hingga terbuang ke tempat sampah.