Itulah sebabnya, Filosofi Kopi menjadi film yang tak hanya berhasil menyajikan sebuah cerita yang hangat namun juga menggugah berkat deretan kompilasi soundtrack dari para musisi indie yang melengkapi film tersebut.
Sedangkan dalam Surat Dari Praha, Glenn Fredly yang juga berperan sebagai salah satu produser juga turut menyampaikan impian dan cita-citanya tentang perpolitikan Indonesia. Pesan politik yang dikemas ke dalam film bertema cinta yang puitis dan romantis tentu saja.
Penutup
![Glenn Fredly saat beraksi di atas panggung|Sumber: Instagram Glenn Fredly @glennfredly309](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/11/images-2020-04-11t113313-202-5e915152097f366ba6679542.jpeg?t=o&v=555)
Kira-kira seperti itulah kata-kata yang pernah diucapkan oleh Glenn Fredly di salah satu acara stasiun televisi swasta. Bagaimana keinginannya untuk terus berkarya dalam banyak hal, dengan musik sebagai kendaraan penyampai pesannya benar-benar ditunjukkan dengan aksi dan tindakan nyata.
Glenn Fredly jelas tidak bisa dipisahkan dari perjalanan panjang industri musik nasional. Namun perannya dalam industri perfilman nasional pun tak bisa dianggap remeh, meskipun mungkin kontribusinya belum sebesar apa yang dilakukannya pada industri musik.
Melalui film nasional juga kita bisa mengenal sosok Glenn Fredly yang nasionalis dan humanis. Bahkan melalui film juga, kita bisa melihat mimpi-mimpi besar seorang Glenn Fredly, yang beberapa di antaranya mungkin belum sempat ia tuangkan dan realisasikan.
Namun yang pasti, Glenn Fredly semakin mewarnai industri film nasional melalui karya-karyanya. Film Indonesia semakin beragam dan kaya dengan kontribusinya.
Rest in Peace, legend. Terima kasih atas kontribusimu pada perfilman nasional.
Salam Kompasiana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI